Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 20 Mei 2024, 00:04 WIB

Ekonomi Biru Harus Jadi Mesin Baru Pertumbuhan Ekonomi ke Depan

Foto: Sumber: Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi

JAKARTA - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan ekonomi biru atau blue economy dapat menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan karena bisa menggerakkan berbagai industri khususnya di bidang kelautan.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa, dalam Paralel Event World Water Forum 2024 di Tanjung Benoa Nusa Dua, Bali, Minggu (19/5), mengatakan Indonesia mempunyai modal besar di sektor maritim yang menjadi bagian dari ekonomi biru.

Berdasarkan peta jalan ekonomi biru Indonesia atau Indonesia Blue Economy Roadmap 2023-2045, pemerintah menetapkan target kontribusi maritim 15 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada 2045.

"Dengan blue economy roadmap, Indonesia berkomitmen meningkatkan kontribusi ekonomi maritim terhadap PDB Indonesia dari 7,6 persen menjadi 15 persen pada 2045," katanya.

Indonesia juga mendapatkan keuntungan dalam penerapan ekonomi biru mengingat mayoritas wilayah Indonesia merupakan perairan.

"Indonesia berada pada jalur yang tepat untuk menerapkan ekonomi biru dan mencapai target 10 persen kawasan perlindungan laut (Marine Protected Areas/MPA) pada tahun 2030," katanya.

Pengembangan ekonomi biru juga dapat berdampak positif terhadap berbagai industri yang mencakup industri perikanan, industri berbasis kelautan, industri perdagangan, transportasi dan logistik, serta industri pariwisata.

Ekonomi biru juga melahirkan beberapa industri baru seperti industri energi baru terbarukan (EBT), bioteknologi dan bioekonomi, hingga riset dan pendidikan.

Penerapan ekonomi biru juga diklaim mampu menciptakan 12 juta lapangan kerja baru pada 2030. Lapangan kerja baru itu terbentuk dari pengembangan industri yang sudah berjalan, maupun industri-industri baru yang akan tercipta seiring implementasi dari ekonomi biru.

"Kami memahami bahwa blue economy tidak hanya diukur dari segi output ekonomi, tetapi juga dari segi manfaat sosial dan lingkungan seperti meningkatkan ketahanan pangan, menyediakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan, serta melestarikan biodiversity kelautan," kata Suharso.

Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan atau Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) sendiri memproyeksikan nilai tambah ekonomi biru secara global mencapai 30 triliun dollar Amerika Serikat (AS) pada 2030. Ekonomi biru juga menyiratkan potensi besar dari ekspor barang berbasis laut yang yang mencapai 1,3 triliun dollar AS pada 2020.

Optimalisasi ekonomi biru juga akan menyediakan 40 kali besar energi baru terbarukan (EBT) pada 2050. Di samping itu, juga mengurangi 20 persen gas rumah kaca untuk mempertahankan suhu bumi 1,5 derajat Celsius. Begitu pula akan meningkatkan enam kali lipat ketersediaan pangan berbasis laut pada 2050.

Kurangi Kemiskinan

Ketua Serikat Nelayan Indonesia (SBI), Budi Laksana, mengatakan ekonomi biru yang berfokus pada sektor maritim tidak hanya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi juga akan mengurangi tingkat kemiskinan secara drastis.

"Salah satu kantong kemiskinan adalah daerah pesisir, maka ekonomi biru ini bisa jadi jawabannya," kata Budi.

Dengan fokus pada sektor kelautan, Indonesia dapat mengoptimalkan sumber daya alamnya untuk meningkatkan produksi dan ekspor, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat di salah satu kantong kemiskinan.

Sementara itu, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, YB. Suhartoko, mengatakan Indonesia sebagai negara kepulauan dengan 70 persen wilayahnya lautan dan sisanya 30 persen daratan, sudah sepantasnya memanfaatkan potensi sumber daya kelautan yang luar biasa yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Untuk pemanfaatannya, dia mengimbau agar sesuai dengan konsep ekonomi biru, karena merupakan rancangan optimalisasi sumber daya air yang bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui berbagai kegiatan yang inovatif dan kreatif dengan menjamin usaha dan kelestarian lingkungan.

"Dengan konsep ekonomi biru ini, efisiensi akan tercapai, karena limbah produksi dapat diolah dan hasilnya digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat," ungkap Suhartoko.

Redaktur: Vitto Budi

Penulis: Eko S, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.