Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Reformasi Ekonomi I BUMN Harus Berkontribusi ke Ekonomi Inklusif dan Ramah Lingkungan

Ekonomi Karbon dan Reformasi BUMN Solusi RI Keluar dari Stagnasi

Foto : ISTIMEWA

Aditya Hera Nurmoko Pengamat ekonomi STIE YKP Yogyakarta - BUMN tidak hanya harus mengejar profit semata, tetapi juga perlu memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan.

A   A   A   Pengaturan Font

Reformasi BUMN

Sebelumnya, Tim Ekonomi Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Laode Masihu, mengatakan ada dua poin bisa mengubah konstelasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stagnan di angka 5 persen, yakni ekonomi karbon, dan reformasi badan usaha milik negara (BUMN). Dua hal tersebut bisa membantu Indonesia untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.

Ekonomi karbon, baik sektor karbon hijau (green) atau karbon biru (blue) sama-sama dapat mendongkrak perekonomian Indonesia dan menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan harga emisi dari kedua ekonomi karbon itu saat ini masih di angka lima dollar AS saja, masih dioptimalisasi dengan keandalan (realibility) big data, sehingga harga jual karbon bisa mencapai 20 dollar AS. Sementara untuk reformasi BUMN, menitikberatkan pada optimalisasi profesionalisme, dan berfokus pada perekonomian. "Benchmark-nya banyak, tapi yang paling dekat kayak Temasek.

Kira-kira kayak Temasek seperti itu. Ada juga yang di Tiongkok kan sama juga, mereka jadi profesional saja di situ dan fokusnya adalah ekonomi. Nah Presiden terpilih (Prabowo), dia punya alam pikiran seperti itu. Jadi, saya hanya menurunkan dalam bentuk data, dan kemudian dalam bentuk-bentuk program," kata Laode. Sebelumnya, Presiden terpilih, Prabowo Subianto, hingga saat ini tetap optimistis RI mampu mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Sebab, bukan hal mustahil bagi Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen, mengingat kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia sangat besar.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya, YB. Suhartoko, berharap pemerintahan baru serius mendorong manufakturisasi di dalam negeri. Hal itu dikatakannya untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen. Pakar ekonomi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dian Anita Nuswantara, mengatakan, optimalisasi BUMN jika dilakukan dengan efesiensi dan menggandeng pelaku usaha kecil dapat menjadi daya dongkrak ekonomi karena sektor-sektor yang dikuasai BUMN perannya sangat strategis. "Sebetulnya potensi BUMN sebagai penggerak ekonomi besar sekali, karena sektor-sektor yang dikuasai sangat strategis.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top