Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Antisipasi Krisis - Kenaikan Bunga Meningkatkan Risiko Perbankan

Ekonomi AS Menguat, Rupiah Terus Merosot

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 104 poin (0,69 persen) menjadi 15.179 rupiah per dollar AS. Mata uang RI itu, pada Rabu (3/10) juga berakhir melemah 32 poin atau 0,21 persen di posisi 15.075 rupiah per dollar AS. Pelaku pasar mengatakan Powell pada Rabu (3/10) melanjutkan pernyataannya terkait prospek ekonomi AS yang sangat positif, melihat data pengangguran yang rendah dan kenaikan harga yang terjaga.

Kondisi ini, menurut dia, secara historis jarang terjadi. Oleh karena itu, The Fed dinilai masih sangat berkomitmen menaikkan suku bunganya secara bertahap. Pekan lalu, The Fed menaikkan suku bunga acuannya 25 basis poin (bps) menjadi 2,00-2,25 persen. Diperkirakan ada kenaikan lagi pada Desember, tahun depan, dan 2020.

Pertumbuhan ekonomi AS yang tetap kuat membuat dollar mengungguli mata uang lainnya, karena data ekonomi negara besar lain, termasuk negara-negara Eropa berada di bawah ekspektasi. Ekonom Universitas Atmajaya Yogyakarta, Y Sri Susilo, mengemukakan di tengah-tengah tekanan apresiasi dollar terhadap sejumlah mata uang negaranegara berkembang, BI dan pemerintah mesti bersama-sama fokus menjaga rupiah untuk tidak terjun bebas. Apalagi, di akhir tahun ada banyak kewajiban dari pemerintah dan swasta terkait pembayaran bunga dan pokok utang.

"Makanya memang harus berani memberi kepastian kepada investor, salah satunya dengan yield rupiah yang lebih menarik dibandingkan portofolio dalam dollar. Selisih lima persen saat ini tampaknya belum cukup menarik. Kalau rupiah masih tertekan, jangan ragu naikkan suku bunga lagi. Kalau terlambat, kenaikan bunga tak mampu menolong rupiah," papar dia, saat dihubungi Kamis.

Saat ini, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun mencapai 8,22 persen, sedangkan yield US-Treasury menyentuh 3,05 persen. Artinya, yield spread SBN 10 tahun dan Treasury tenor yang sama sebesar 5,17 persen. Idealnya, selisih imbal hasil yang menarik berkisar 7-8 persen, sehingga bunga acuan BI perlu segera dinaikkan lagi.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top