Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Monopoli Perdagangan

EIC, Perusahaan Dagang Terkuat pada Abad ke-17

Foto : Wikimedia
A   A   A   Pengaturan Font

Meskipun tidak memegang kedaulatan di wilayah operasinya, EIC diizinkan untuk menjalankan kedaulatan atas nama kerajaan dan pemerintah Inggris (English) kemudian menjadi British. Perbedaan halus ini menjadi semakin kabur seiring dengan semakin kuatnya perusahaan, dan di situlah letak masalah dan sumber kehancurannya.

Perusahaan ini menghasilkan banyak keuntungan bagi para pemegang sahamnya dari perdagangan global rempah-rempah, teh, tekstil, dan opium. Untuk melindungi kepentingannya, EIC membiayai tentara swastanya di India, yang bermarkas di Bengal, Madras, dan Bombay (Mumbai).

EIC juga menyewa resimen jangka panjang dari Angkatan Darat Inggris. Sejak pertengahan abad ke-18, dimulai dengan kemenangan Robert Clive pada Pertempuran Plassey pada 1757, kekuatan ini memungkinkan EIC mengambil alih wilayah Kekaisaran Mughal yang mulai runtuh dengan mengelola wilayah-wilayah ini, memungut pajak dan bea untuk memperkaya pemegang sahamnya.

EIC mempunyai banyak musuh, tidak hanya menyaingi perusahaan dagang Eropa dan penguasa di India tetapi juga di Inggris. Organisasi ini dikritik karena memonopoli perdagangan, dengan aturan yang keras, dan korupsi.

Para direkturnya kembali ke Inggris dengan kekayaan baru yang sangat besar yang mengganggu hierarki masyarakat Inggris yang sudah mapan. Orang kaya baru ini secara meremehkan disebut nabobs (dari istilah India, nawab untuk penguasa).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top