Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 05 Des 2024, 20:02 WIB

Eco AI, Paradigma Baru Pelaku Industri Asuransi Jiwa Menuju “Green Economy” dan “Green Environment”

CEO & Founder PT InTouch Innovate Indonesia, Kendro Hendra memaparkan strategi praktis menghubungkan loyalitas pelanggan dengan upaya berkelanjutan dalam MarComm Summit 2024 yang digelar AAJI baru-baru ini.

Foto: Budi

TUNTUTAN dari customer akan produk-produk hijau (green) baik barang maupun jasa semakin tinggi. Hal itu terlihat dari data survei KG Media Lestari tahun 2023 lalu yang mengungkapkan bahwa 68 persen responden tertarik untuk beralih ke merek yang mengimplementasikan program yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Selain itu, 53 persen responden juga bersedia membayar lebih kepada merek yang menerapkan program SDGs.

Sustainable business atau bisnis berkelanjutan pun, kini merupakan satu keniscayaan karena merupakan demand (permintaan) dari customer seiring dengan perubahan kebiasaan (habit) dan perilaku yang memengaruhi mereka memutuskan membeli atau mengkonsumsi satu produk atau jasa.

Dari sisi perusahaan sendiri customer ditempatkan pada posisi paling sentral. Customer lah yang menentukan bisnis terus berkembang atau sebaliknya menurun karena ditinggal akibat tidak mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan pelanggannya.

Di tengah tuntutan beralih ke produk-produk hijau atau green product, perusahaan jasa keuangan khususnya asuransi jiwa juga dihadapkan pada tantangan serupa. Di tengah gencarnya permintaan itu, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada Kamis, 21 November 2024 lalu menggelar event tahunan MarComm Summit 2024 dengan tema “Redefining the Marketing Playbook for Sustainable Growth” yang dihadiri sekitar 132 peserta dari 56 perusahaan.

Event yang digelar di M-Bloc Live House itu menurut Ketua Bidang Marketing & Komunikasi AAJI, Novita Rumngangun, memfokuskan pada EcoAI sebagai konsep yang mengintegrasikan berkelanjutan dengan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). 

Pendekatan itu kata Novita sebagai paradigma baru bagi pelaku industri untuk meningkatkan efisiensi operasional, menciptakan nilai tambah bagi nasabah yang relevan, dan secara bersamaan mendukung pelestarian lingkungan.

Dengan demikian pandangan yang selama ini melekat bahwa “sustainability” itu mahal di tengah keterbatasan budget marketing bisa disiasati dengan menggunakan paradigma baru di kalangan pelaku industri asuransi.

Customer Engagement 

CEO & Founder PT InTouch Innovate Indonesia, Kendro Hendra yang tampil sebagai salah satu pembicara dalam kesempatan itu memaparkan strategi praktis menghubungkan loyalitas pelanggan dengan upaya berkelanjutan yang dapat meningkatkan performa bisnis.

Customer engagement kata Kendro merupakan salah satu pendekatan yang memungkinkan bagi perusahaan atau pelaku industri asuransi bertransformasi ke bisnis berkelanjutan dengan menawarkan produk-produk hijau.

Customer engagement atau keterlibatan pelanggan papar Kendro, bisa menjadi ukuran untuk menggambarkan tingkat antusiasme antara pelanggan dan dengan sebuah brand. Sebab itu, perusahaan khususnya para marketing bisa memanfaatkan berbagai loyalty product seperti reward points, miles, member get member dan future points sebagai sarana untuk berinteraksi dengan customer lebih dalam.

Interaksi tersebut bisa berlangsung dalam berbagai bentuk mulai dari pertanyaan, komentar, pembelian, hingga layanan purna jual setelah mereka melakukan pembelian. Dengan interaksi, tenaga marketing bisa mendapatkan cleansing data dan lebih mengenali customer atau know your customer, sehingga secara tidak langsung bisa memperluas basis nasabah dengan member get member serta produk yang ditawarkan pun semakin beragam.

Hal itu semua kata Kendro dilakukan berbasis digital melalui berbagai platform, sehingga perusahaan lebih efisien karena tidak mengeluarkan biaya transportasi untuk menemui customer. Digital marketing seperti itu kata Kendro termasuk dalam kategori green economy.

Sedangkan, green environment didapatkan dengan mengubah bentuk loyalty program yang semula berbentuk voucher fisik dari kertas, kini diubah dalam bentuk e-voucher, sehingga dipastikan terpakai dengan tepat, tidak mubazir, mudah diotentifikasi dan lebih aman serta hanya membayar voucher yang terpakai.

Sebagai parameter jelas Kendro, pihaknya melakukan perhitungan dengan membandingkan voucher fisik dan elektronik. Hasilnya, voucher fisik kata Kendro untuk satu lembar termasuk amplop dan biaya bahan bakar transportasi untuk pengantarannya menghasilkan 11ton karbon per tahun. 

“Dengan menggunakan digital loyalty program yang dipadukan dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), maka customer engagement yang dilakukan melalui digital marketing, akan mendapatkan double green sekaligus yaitu green economy dan green environment,” tutup Kendro.

Redaktur: Vitto Budi

Penulis: Vitto Budi

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.