Dunia Butuh Aturan Baru untuk Lanjutkan Perdagangan Global di Tengah Perpecahan
PM Singapura, Lee Hsien Loong, memeriksa barisan kehormatan, didampingi Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, di Aula Besar Rakyat, Beijing, baru-baru ini
Di Boao, Kepala Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Kristalina Georgieva memperkirakan biaya jangka panjang dari fragmentasi perdagangan dapat mencapai 7 persen dari produk domestik bruto global.
PM Lee mencatat ini hanya mengacu pada dampak perdagangan dan investasi dari decoupling.
"Kalau dihitung juga ada dampaknya pada inovasi, teknologi, kreativitas, lebih dari itu, jadi biayanya sangat tinggi. Anda mungkin tidak akan berakhir dalam perang, tetapi setidaknya akan sangat disesalkan. Ini adalah perubahan paradigma dasar," katanya.
Menurutnya, aturan baru akan membutuhkan waktu untuk ditetapkan. "Dan sampai kerangka kerja baru dibuat, kami kencangkan sabuk pengaman kami, pegang erat-erat dan gigit serta bekerja keras," katanya.
Dalam iklim inilah, Tiongkok keluar dari pandemi dan membangun kembali hubungan dengan seluruh dunia dengan cepat. "Menurut saya, dalam hal lingkungan secara keseluruhan, orang Tiongkok memang melihat awan hitam yang kita semua lihat," kata Lee.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya