
Dua Tantangan Utama Masalah Pengangguran di Indonesia
Staf Ahli Bidang Ekonomi Ketenagakerjaan Kemnaker, mengungkapkan bahwa 10 tahun yang lalu, investasi Rp1 triliun di Indonesia bisa menciptakan 4.500 lapangan kerja. Namun pada tahun 2024 lalu, hanya ada 1.200 lapangan kerja yang tercipta.
Foto: Antara FotoKemnaker ungkap dua tantangan utama masalah pengangguran di Indonesia
Jakarta, 18/3 (ANTARA) - Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) mengungkap dua tantangan utama masalah pengangguran di Indonesia, yakni pekerja industri yang tergantikan oleh mesin dan kemampuan warga bergerak mencari kerja (agility).
"Jadi investasi itu masih banyak yang padat modal 'high-tech' sehingga tidak ramah dengan perluasan kesempatan kerja," kata Staf Ahli Bidang Ekonomi Ketenagakerjaan Kemnaker, Aris Wahyudi di arena bursa kerja di Mall Season City, Tambora, Selasa.
Aris mengungkapkan bahwa 10 tahun yang lalu, investasi Rp1 triliun di Indonesia bisa menciptakan 4.500 lapangan kerja. Namun pada tahun 2024 lalu, hanya ada 1.200 lapangan kerja yang tercipta.
"Tantangan kami adalah 'agility' (kemampuan bergerak) dari warga juga. Di samping keberpihakan dari para pengusaha kan untuk menurunkan derajat teknologinya sehingga lebih ramah dengan penyerapan tenaga kerja," katanya.
Karena itu, Aris memandang anak-anak muda yang merupakan pencari kerja perlu terus belajar sembari meningkatkan "skil" atau kemampuannya.
"Entah itu 'up-skilling', entah itu 're-skilling', entah itu apapun namanya. Untuk bukan hanya sekedar teknikal, tapi juga sekaligus 'soft skill'-nya. Untuk gigih, untuk 'one-tech', untuk tahan banting dan lain sebagainya," katanya.
Hal itu menyusul saat ini pencari kerja di Indonesia kebanyakan merupakan generasi Z (Gen Z) yang memiliki karakter kerja berbeda dengan pekerja sebelumnya.
"Kami menyadari itu karena memang Gen Z kan berbeda karakternya. Kamilah yang harus menyesuaikan dengan mereka. Jadi tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Gen Z," kata dia.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Nakertransgi) Provinsi DKI Jakarta, Hari Nugroho mengungkap bahwa angka pengangguran di Jakarta tercatat berjumlah 338.000 orang.
Menurut dia, data tersebut adalah yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS). "Namun ini yang perlu kami akan detailkan kembali dengan portalnya Kementerian Ketenagakerjaan RI, dimana di sana ada portal siap kerja," kata Hari.
"Nanti akan kami sinkronikan apakah betul sebanyak itu. Nantinya kami akan mengetahui," katanya.
Adapun dalam bursa kerja kali ini, Hari mengungkap jika pihaknya melibatkan 40 perusahaan yang menawarkan sekira 1.945 lowongan kerja.
"Mudah-mudahan dari angka itu, 50 persen bisa terserap yang hadir di sini," kata Hari.
Berita Trending
- 1 Polresta Pontianak siapkan 7 posko pengamanan Idul Fitri
- 2 Pemko Pekanbaru Tetap Pantau Kebutuhan Warga Terdampak Banjir
- 3 Produktivitas RI 10 Persen di Bawah Rata-Rata Negara ASEAN
- 4 RPP Keamanan Pangan Digodok, Bapanas Siap Dukung Prosesnya
- 5 BEI Catat Ada 25 Perusahaan Beraset Besar Antre IPO di Pasar Modal, Apa Saja?
Berita Terkini
-
Petani Binaan Yayasan Astra Terus Komitmen & Konsisten Kembangkan Komoditas Kopi dan Kakao di Manggarai Timur
-
Kolaborasi Nippon Paint bersama Masyarakat Ekonomi Syariah Optimalkan Peran Masjid dalam Pemberdayaan Umat
-
Keanu Reeves "Me Time" Naik Harley-Davidson Seharga $110.000
-
Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar mulai ramai pemudik
-
Dampak angin puting beliung