Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik AS | Desakan Bagi Pemakzulan Presiden Semakin Kuat

Dua Menteri Amerika Mundur

Foto : AFP/Kena Betancur

Desak Pengunduran Diri - Warga melakukan aksi unjuk rasa di luar Barclays Center di Brooklyn, New York, AS, pada Kamis (7/1) untuk mendesak mundurnya Presiden Donald Trump selang sehari setelah pendukung Trump membuat kerusuhan di gedung Capitol. Pengunjuk rasa meminta agar Trump dilengserkan melalui amandemen ke-25.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Dua anggota kabinet yaitu Menteri Transportasi, Elaine Chao, dan Menteri Pendidikan, Betsy DeVos, menyatakan mengundurkan diri untuk memprotes aksi penyerbuan ke gedung Capitol yang mereka sebut dipicu oleh retorika Trump.

Chao dan DeVos bergabung dengan daftar pengunduran diri yang terus bertambah dari pemerintahan Trump setelah ratusan pendukung Trump masuk ke gedung Capitol ketika para legislator sedang dalam proses menyertifikasi suara Electoral College dalam pemilihan November, meresmikan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.

Dalam pernyataannya, Chao mengatakan bahwa dirinya sangat terganggu oleh kekerasan pada Rabu (6/1) yang dipicu oleh retorika Trump. Keluhan srupa disampaikan oleh DeVos yang juga menyalahkan Trump karena mengobarkan ketegangan.

"Tidak salah lagi dampak retorika Anda terhadap situasi ini, dan itu adalah titik perubahan bagi saya," kata DeVos dalam pernyataan pengunduran dirinya.

Sementara itu Trump pada Kamis juga mengeluarkan pernyataan kecaman atas kerusuhan di gedung Capitol oleh warga yang mengatasnamakan sebagai pendukungnya.

"Inilah saatnya bagi pemulihan dan rekonsiliasi," ucap Trump dalam tayangan video di media sosial Twitter.

"Kita baru saja melaksanakan pemilu yang intens dan emosi tinggi. Tetapi saat ini emosi harus didinginkan dan dipulihkan. Pemerintahan baru akan dilantik pada 20 Januari. Fokus saya sekarang beralih untuk memastikan terjadinya peralihan kekuasaan yang mulus, tertib, dan lancar. Melayani sebagai presiden Anda telah menjadi kehormatan seumur hidup saya," kata Trump yang berdiri di depan mimbar dengan cap kepresidenan AS seraya menegaskan bahwa dirinya berjuang untuk membela demokrasi Amerika.

Amandemen ke-25

Pernyataan Trump itu dilontarkan setelah dua petinggi Demokrat di Kongres mendesak agar Presiden AS itu segera dilengserkan. Dua petinggi itu adalah ketua DPR Nancy Pelosi dan pemimpin Senat Demokrat, Chuck Schumer, yang mendesak agar Wakil Presiden Mike Pence memberlakukan amandemen ke-25 yang memungkinkan mayoritas kabinet mencopot seorang presiden yang dianggap tidak dapat menjalankan tugasnya.

"(Trump adalah) orang yang sangat berbahaya yang tidak boleh terus menjabat. Ini keadaan darurat yang paling besar," kata Pelosi. "Jika amandemen itu tidak diminta, Kongres siap mengajukan pemakzulan," imbuh ketua DPR AS itu.

Terkait penyerbuan ke gedung Capitol, tajuk harian Wall Street Journal menulis agar Trump bertanggung jawab dan mundur. "(Mundurnya Trump) ini merupakan yang terbaik bagi siapapun, termasuk bagi dirinya, jika ia lengser diam-diam," tulisan Wall Street Journal.

Sementara itu presiden terpilih Biden tak mau mengeluarkan pernyataan agar Trump segera mundur, namun ia menudingnya telah menyerang habis-habisan terhadap institusi demokrasi AS yang berujung dengan tindak kekerasan.

"Kemarin adalah salah satu hari terkelam dalam sejarah bangsa kita. Mereka (perusuh) bukanlah demonstran, namun perusuh pemberontak, dan teroris domestik," tegas Biden.

Selain petinggi di Demokrat, sejumlah politisi terkemuka Republik juga menyerukan agar amandemen ke-25 diambil untuk mengakhiri mimpi buruk dan menjadikan Wapres Pence sebagai pejabat sementara Presiden AS. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top