![“Dreamachine, Sensasi “Menonton Seni dengan Mata Tertutup](https://koran-jakarta.com/images/article/dreamachine-sensasi-menonton-seni-dengan-mata-tertutup-220512134309.png)
“Dreamachine", Sensasi “Menonton" Seni dengan Mata Tertutup
![“Dreamachine, Sensasi “Menonton Seni dengan Mata Tertutup](https://koran-jakarta.com/images/article/dreamachine-sensasi-menonton-seni-dengan-mata-tertutup-220512134309.png)
LONDON - Sekelompok seniman, musisi, dan ilmuwan Inggris berkolaborasi menciptakan sebuah pertunjukan seni yang bisa "ditonton" dengan mata tertutup.
Menonton dengan mata tertutup. Banyak orang mungkin sulit memahami, apa arti pernyataan itu. Namun, itulah pertunjukan yang ditawarkan sekelompok seniman, musisi, dan ilmuwan Inggris lewat proyek mereka yang diberi judul Dreamachine atau Mesin Mimpi.
Pada intinya, proyek ini memanfaatkan teknologi suara dan cahaya canggih untuk menciptakan kesan visual di benak seseorang, yang mungkin berbeda dari satu orang ke orang lain.
"Dreamachine menawarkan pengalaman imersif yang luar biasa yang kami gambarkan tidak seperti yang lain. Faktanya, yang paling sering digunakan untuk menggambarkannya adalah 'tidak dapat dijelaskan'. Proyek ini hasil kolaborasi orang-orang brilian yang memiliki pemikiran maju di bidang teknologi, seni, musik, filsafat, ilmu saraf, antropologi. Jadi ini adalah proyek sains seni yang unik," kata Jennifer Crook, direktur proyek Dreamachine.
Dreamachine diinspirasikan oleh karya seniman Brion Gysin pada 1959 yang menggunakan teknik serupa untuk menciptakan visi kaleidoskopik. Proyek itu sendiri berakar pada teori yang diajukan mendiang ahli saraf Inggris William Gray Walter yang disebut revelation by flicker.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya