Dorong Pesatnya Kebudayaan
Foto: antaraSemasa pemerintahan Kekaisaran Gupta yang berada di wilayah India saat ini, masyarakat menjalani hidup sederhana. Harga komoditas terjangkau oleh rakyat dan kemakmuran menyeluruh memastikan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi dengan mudah. Masyarakat lebih menyukai pola makan vegetarianisme dan menjauhi minuman beralkohol. Koin emas dan perak diterbitkan dalam jumlah besar yang merupakan indikasi umum kesehatan ekonomi.
Perdagangan dan perniagaan berkembang pesat baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Makanan, biji-bijian, rempah-rempah, garam, permata, dan emas batangan merupakan komoditas utama perdagangan pedalaman.
Raja-raja Gupta tahu bahwa kesejahteraan kekaisaran terletak pada pemeliharaan hubungan yang baik antara berbagai komunitas. Mereka sendiri adalah Vaishnava (umat Hindu yang menyembah Sang Pencipta Tertinggi sebagai Wisnu) yang taat. Tetapi hal itu tidak menghalangi mereka untuk bersikap toleran terhadap penganut agama Buddha dan Jainisme.
Biara-biara Buddha menerima sumbangan yang besar. Yijing mengamati bagaimana raja-raja Gupta mendirikan penginapan dan rumah peristirahatan bagi para biksu Buddha dan peziarah lainnya. Sebagai situs pendidikan dan pertukaran budaya yang utama, Nalanda menjadi makmur di bawah perlindungan mereka.
Jainisme kepercayaan yang mengajarkan jalan menuju kemurnian dan pencerahan spiritual melalui non kekerasan disiplin (tidak melukai) semua makhluk hidup, berkembang pesat di Benggala utara, Gorakhpur, Udayagiri, dan Gujarat. Beberapa lembaga Jain ada di seluruh kekaisaran dan dewan Jain merupakan kejadian yang rutin.
Bahasa Sansekerta sekali lagi mencapai status sebagai bahasa perantara (lingua franca) dan berhasil mencapai tingkat yang lebih tinggi dari sebelumnya. Penyair dan penulis drama Kalidasa menciptakan epos seperti Abhijnanasakuntalam, Malavikagnimitram, Raghuvansha, dan Kumarsambhaba.
Harishena, seorang penyair, panegyrist, dan pemain suling terkenal, menggubah Allahabad Prasasti, Sudraka menulis Mricchakatika, Vishakhadatta menciptakan Mudrarakshasa, dan Vishnusharma menulis Panchatantra. Vararuchi, Baudhayana, Ishwar Krishna, dan Bhartrihari berkontribusi pada linguistik, filsafat, dan sains Sansekerta dan Prakrit.
Varahamihira menulis Brihatsamhita dan juga berkontribusi pada bidang astronomi dan astrologi. Ahli matematika dan astronom jenius Aryabhata menulis Surya Siddhanta yang mencakup beberapa aspek geometri, trigonometri, dan kosmologi.
Shanku mengabdikan dirinya untuk menciptakan teks tentang geografi. Penemuan Dhanvantri membantu sistem pengobatan India Ayurveda menjadi lebih halus dan efisien. Para dokter terampil dalam praktik bedah dan dilakukan inokulasi terhadap penyakit menular.
Gelombang intelektual ini tidak terbatas pada kalangan istana atau bangsawan. Orang-orang didorong untuk mempelajari nuansa sastra Sansekerta, pidato, debat intelektual, musik, dan lukisan. Beberapa lembaga pendidikan didirikan dan lembaga-lembaga yang sudah ada terus mendapat dukungan. hay/I-1
Berita Trending
- 1 Ini Solusi Ampuh untuk Atasi Kulit Gatal Eksim yang Sering Kambuh
- 2 Kenakan Tarif Impor untuk Menutup Defisit Anggaran
- 3 Penyakit Kulit Kambuh Terus? Mungkin Delapan Makanan Ini Penyebabnya
- 4 Perkuat Implementasi ESG, Bank BJB Dorong Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
- 5 Jangan Masukkan Mi Instan dalam Program Makan Siang Gratis