Doa Bersama Umat Buddha Terbesar di Indonesia untuk Perdamaian Dunia di Candi Borobudur
Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourne, Maya Watono memberikan keterangan pada jumpa pers peringatan Waisak, di Jakarta, kemarin.
"Yang tak terlewatkan dari sebuah perayaan Waisak adalah prosesi pelepasan lampion Waisak. Pelepasan lampion ini merupakan salah satu prosesi dari ritual yang dilakukan oleh umat Buddha. Sebelum menerbangkan lampion, umat Buddha melakukan meditasi terlebih dahulu, pelepasan lampion ini menjadi ritual dan simbolisasi dalam menyalakan cahaya damai dalam diri masing-masing. Kemudian, dengan dilepaskannya lampion menjadi tanda bahwa damai dan kebaikan akan disebarkan kepada dunia," ungkapnya.
Fatmawati menuturkan dari 2568 lampion yang disediakan hanya dalam waktu singkat sudah sold out karena animo masyarakat yang luar biasa.
"Kami sangat mengapresiasi antusiasme masyarakat yang ingin merasakan ritual umat Buddha dalam menjalankan ibadahnya, namun karena keterbatasan tempat dan juga kita harus menjaga kesakralan ibadah umat, maka dengan berat hati kami batasi demi kekhidmatan prosesi peringatan Waisak, terlebih tahun ini waktunya sangat singkat mengingat detik-detik Waisak akan jatuh pada malam hari," tambahnya.
Setiap perayaan Waisak ini meninggalkan kesan mendalam bagi Wakil Ketua Panitia Nasional Waisak, YN Bhikku Dhammavudo Tera. Ia mengatakan perayaan Waisak di Candi Borobudur selalu menjadi penuh makna.
"Waisak di Candi Borobudur lebih harmonis karena tidak hanya umat Buddha saja yang ikut merayakan, namun para umat dari agama lain juga dapat mengikuti dan merasakan atmosfer perayaan Waisak. Di situ kami menyadari Indonesia itu benar-benar negara yang penuh dengan toleransi," ujar Bhikku Dhammavudo Tera.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya