Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERADA

Dinamika dan Masa Depan Partai Islam

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Pada periode ini, parpol Islam bergolak, mulai dari sengkarut pencalonan presiden dan wakil presiden sesama kader sampai konflik internal. Ada lagi terbelahnya suara parpol Islam yang dipicu menguatnya politik identitas antara pengusung ideologi keumatan dan pendukung ideologi kerakyatan (halaman 110).

Setidaknya ada lima parpol Islam yang memberi warna cukup tebal tahun politik, terutama dalam kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden. Berbagai wacana dan isu berkembang seiring upaya partaipartai Islam konsolidasi mendorong kader menjadi kandidat capres/cawapres. Partai Kebangkita Bangsa (PKB), misalnya.

Parpol berbasis massa ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU) ini berupaya keras mengajukan ketua umumnya, Muhaimin Iskandar, mendampingin Joko Widodo sebagai cawapres, tapi gagal. Di sisi lain, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tidak hanya menyodorkan presiden partainya. Partai pimpinan Sohibul Iman ini bahkan mengajukan sembilan kader untuk dicalonkan menjadi capres-cawapres. (halaman 6).

Kurang lebih sama terjadi pada Partai Amanat Nasional (PAN) yang memunculkan empat nama maju sebagai capres. Dari keempat nama (Zulkifli Hasan, Hatta Rajasa, Amien Rais, dan Sutrisno Bachir), hanya Zulkifli Hasan memiliki elektabilitas tinggi (halaman 60).

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Bulan Bintang (PBB) meskipun tetap mencalonkan kaderkader dalam bursa pencapresan, lebih sadar diri memilih meningkatkan elektabilitas partai yang terus tergerus akibat konflik internal berkepanjangan (PPP). Ada kemungkinan ditinggal pendukung akibat tak memiliki kursi di parlemen (PBB).
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top