Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perlindungan Produk Lokal I Produk TPT Bisa Terkapar karena Serbuan Barang Impor

Digempur Barang Impor, Pabrik Tekstil Terus PHK Karyawan

Foto : ISTIMEWA

NI MADE SUKARTINI Program Studi Magister Ekonomi Kesehatan, Sekolah Pascasarjana Unair - Produk industri kita belum seefisien di luar negeri. Perbedaan produktivitas tenaga kerja dan harga bahan baku membuat daya saing industri pakaian di dalam negeri lebih rendah.

A   A   A   Pengaturan Font

Dihubungi terpisah, peneliti Mubyarto Institute, Awan Santosa, menegaskan pentingnya melindungi produk industri lokal dari persaingan yang tidak seimbang. Sebab, langkah seperti itu merupakan kewajiban konstitusional negara, termasuk melindungi dari produk impor.

"Selain melalui regulasi yang prorakyat, juga mesti dilakukan melalui pengembangan sumber daya manusia (SDM), kelembagaan, dan teknologi tepat guna bagi UMKM," tegasnya.

Di kesempatan lain, Koordinator Program Studi Magister Ekonomi Kesehatan, Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Ni Made Sukartini, mengatakan serbuan produk tekstil impor termasuk pakaian bekas (thrifting), disebabkan faktor kebutuhan masyarakat akan mode brand ternama dengan harga terjangkau, sementara daya saing produk lokal masih kalah.

"Dengan image kualitas produk luar lebih berkualitas dan harga yang murah maka sudah pasti produk ilegal ini mendapat tempat di hati masyarakat. Sementara produk industri kita belum seefisien di luar negeri. Perbedaan produktivitas tenaga kerja dan harga bahan baku membuat daya saing industri pakaian di dalam negeri lebih rendah," katanya.

Bila ini dibiarkan dengan semakin banyaknya impor dan dilakukan secara ilegal, kesinambungan produksi industri pakaian di dalam negeri akan terancam. Karena sifatnya padat karya maka dampak selanjutnya bisa PHK dan pengangguran.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top