Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

“Dieng Culture Festival" Kemeriahan Pesta Budaya Dataran Tinggi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Acara inti dari DCF adalah acara ruwatan pemotongan rambut gembel sekaligus sebagai puncak acara. Ruwatan merupakan prosesi penyucian yang sudah sangat lekat dengan kebudayaan dan adat di Jawa. Rambut gimbal yang dalam bahasa Jawa disebutgembel, menjadi upacara inti dari festival ini.

Ruwatan bocah rambut gimbal itu kurang lebih memiliki maksud yang sama, yakni suatu upacara atau ritual yang bertujuan untuk mengusir nasib buruk atau kesialan baik pada si bocah maupun masyarakat Dieng pada umumnya.

Bocah berambut gimbal sendiri merupakan sebuah fenomena unik yang sudah ada di Dieng sedari dahulu kala. Di sini selalu ada anak yang berusia antara 40 hari hingga 6 tahun tumbuh rambut gimbal di kepalanya secara alami.

Masyarakat Dataran Tinggi Dieng percaya bahwa anak-anak berambut gimbal tersebut merupakan titipan dari Kyai Kolo Dete. Tokoh itu merupakan salah seorang pejabat atau punggawa di masa Mataram Islam sekitar abad ke empat belas. Kyai Kolo Dete ditugaskan untuk mempersiapkan pemerintahan di wilayah Dataran Tinggi Dieng.

Tiba di tempat itu Kyai Kolo Dete dan istrinya (Nini Roro Rence) mendapat wahyu dari Ratu Pantai Selatan. Pasangan ini ditugaskan membawa masyarakat Dieng menuju kesejahteraan. Tolak ukur sejahteranya masyarakat Dieng akan ditandai dengan keberadaan anak-anak berambutgembel. Sejak itulah, muncul anak-anak berambut gimbal di kawasan itu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top