Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 04 Jan 2025, 01:00 WIB

Di Tengah Ancaman Memburuknya Hubungan dengan Jepang, Biden Blokir Penjualan US Steel ke Perusahaan Jepang

Baja bergerak di sepanjang rol di pabrik penggilingan panas milik Nippon Steel, di fasilitas East Nippon Works Kashima Area di Kashima, Prefektur Ibaraki, baru-baru ini.

Foto: istimewa

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada hari Jumat (3/1), memutuskan untuk secara resmi memblokir rencana pembelian US Steel senilai 14,9 miliar dollar AS oleh Nippon Steel, mengakhiri rencana merger yang telah berlangsung lama dan kontroversial.

Dikutip dari The Straits Times, Komite Investasi Asing di Amerika Serikat sebelumnya telah merujuk keputusan untuk menyetujui atau memblokir kesepakatan tersebut kepada Biden, yang akan meninggalkan jabatannya pada tanggal 20 Januari.

Seruan Biden untuk memblokir kesepakatan itu diambil meskipun ada upaya yang bertentangan dari beberapa penasihat seniornya atas kekhawatiran bahwa kesepakatan itu dapat merusak hubungan AS-Jepang, menurut Washington Post, yang pertama kali melaporkan berita tersebut.

Surat kabar itu mengutip dua pejabat pemerintah yang tidak berwenang untuk berbicara di depan umum tentang masalah tersebut.

Seorang juru bicara Gedung Putih menolak mengomentari laporan tersebut tetapi menambahkan keputusan dari Biden diharapkan akan diambil paling cepat pada tanggal 3 Januari. Seorang juru bicara Nippon Steel menolak mengomentari laporan tersebut.

US Steel dalam pernyataan yang dibagikan sebelumnya pada 2 Januari, mengatakan pihaknya berharap "Biden akan melakukan hal yang benar dan mematuhi hukum dengan menyetujui transaksi yang secara jelas meningkatkan keamanan nasional dan ekonomi AS".

Hadapi Tantangan

Nippon membayar premi yang besar untuk memenangkan pembelian produsen baja AS Nomor 2 tersebut dalam lelang Desember 2023, tetapi kesepakatan itu menghadapi tentangan dari serikat pekerja United Steelworkers (USW) yang kuat, serta politisi.

Biden mengatakan ia ingin US Steel dimiliki dan dikelola secara domestik, sementara Presiden terpilih Donald Trump berjanji akan memblokir kesepakatan tersebut setelah ia menjabat pada tanggal 20 Januari.

Meskipun ada penentangan, pemegang saham US Steel memberikan suara mayoritas untuk menyetujui akuisisi tersebut pada April lalu.

Kedua perusahaan juga berupaya meredakan kekhawatiran atas penggabungan tersebut. Nippon menawarkan pemindahan kantor pusatnya di AS ke Pittsburgh, tempat perusahaan pembuat baja AS itu berkantor pusat, dan berjanji untuk menghormati semua perjanjian yang berlaku antara US Steel dan USW.

Minggu ini, sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, Nippon Steel juga mengusulkan untuk memberikan hak veto kepada pemerintah AS atas potensi pemotongan kapasitas produksi US Steel, sebagai bagian dari upayanya untuk mendapatkan persetujuan Biden.

Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba telah mendesak Biden untuk menyetujui penggabungan tersebut guna menghindari upaya baru-baru ini untuk memperkuat hubungan antara kedua sekutu utama tersebut. 

Jepang adalah sekutu utama AS di Indo-Pasifik, di mana kebangkitan ekonomi dan militer Tiongkok telah menimbulkan kekhawatiran di Washington, bersama dengan ancaman dari Korea Utara.

Perusahaan ini juga merupakan investor terbesar di AS dan Keidanren, lobi bisnis utama Jepang, sebelumnya telah menyuarakan kekhawatiran bahwa peninjauan tersebut menghadapi tekanan politik.

Alistair Ramsey, wakil presiden penelitian baja di konsultan Rystad Energy, mengatakan, pemblokiran kesepakatan tersebut dapat membuat investor internasional enggan menawar perusahaan AS yang sensitif secara politik dengan tenaga kerja yang tergabung dalam serikat pekerja dalam jangka pendek.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.