Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis

Di Mata Barat, Kereta Sesak Penumpang Jadi Metafora India Saat Ini

Foto : The Conversation/Shutterstock/ShutterCo

Sebuah rangkaian kereta mengangkut para penglaju di Mumbai, India pada 2009. Meskipun telah terjadi langkah-langkah perbaikan dan modernisasi, kereta api masih jadi metafora India kontemporer.

A   A   A   Pengaturan Font

Untuk menarik "pribumi" (sebutan orang-orang Inggris untuk masyarakat jajahannya) agar menggunakan kereta api, pemerintah kolonial menetapkan tarif rendah, terutama di gerbong-gerbong kelas tiga - kategori terendah dan termurah dalam perjalanan kereta api.

Keputusan untuk mengenalkan tarif rendah tampaknya ganjil jika disandingkan dengan usaha kapitalis yang berpusat pada profit, dengan modal yang dikumpulkan oleh perusahaan-perusahaan swasta yang tergabung di Britania Raya.

Walaupun begitu, para kapitalis dan pemegang saham Inggris tak mengkhawatirkan profit mereka, yang ditanggung oleh pembayar pajak India. Pemerintah kolonial India menjamin perusahaan-perusahaan ini mendapatkan pengembalian tahunan 5% atas investasi mereka, terlepas dari apakah usaha itu menghasilkan keuntungan atau tidak.

Walaupun sempat ada keraguan, perkeretaapian India berhasil menarik penumpang dan terus bertambah.

Pada tahun 1854 ketika kereta api mulai dioperasikan, jumlah penumpangnya sebanyak setengah juta orang, lalu tahun 1875 melonjak menjadi 26 juta. Pada tahun 1900, jumlah penumpang tahunan berada di kisaran 175 juta kemudian naik hampir 3 kali lipat menjadi 520 juta pada 1919-20.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top