Pemilik toko harus menjaga hal-hal menarik mengingat ekonomi di negara itu telah runtuh sejak pengambilalihan Taliban dan disetopnya bantuan internasional berikutnya. Hampir seluruh penduduk Afghanistan jatuh ke jurang kemiskinan setelahnya.
Gaun yang terlihat rumit selalu populer di Afghanistan untuk digunakan dalam resepsi pernikahan. Hal tersebut berlaku bahkan sebelum Taliban datang. Tamu undangan resepsi pernikahan di Afghanistan biasanya ditempatkan berdasarkan jenis kelamin, sehingga memberi kesempatan pada kaum perempuan untuk berpakaian terbaik di masyarakat konservatif negara itu. Di bawah Taliban, pernikahan adalah salah satu dari sedikit peluang yang tersisa bagi masyarakat dalam menghadiri pertemuan sosial. Namun dengan pendapatan yang sangat terbatas, gaun pengantin menjadi lebih sederhana.
Bashir mengatakan penjualannya merosot 50 persen dari yang biasa ia raup.
"Membeli busana pengantin, gaun malam, dan pakaian adat tidak lagi menjadi prioritas masyarakat," ujarnya. "Orang-orang berpikir lebih banyak tentang mendapatkan makanan dan bertahan hidup."
Pemilik toko lainnya, Hakim, menggunakan aluminium foil yang dihias di atas kepala bonekanya. Hal itu untuk menambah aksen tertentu pada barang dagangannya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -
Komentar
()Muat lainnya