Depresiasi Rupiah Ancam Target Pertumbuhan Ekonomi
Diminta pada kesempatan berbeda, Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky, mendorong pemerintah untuk lebih akseleratif melakukan hilirisasi. Hal itu agar pertumbuhan ekonomi ke depan tidak bergantung pada kenaikan harga komoditas di pasar global.
"Hilirisasi ini harus dipercepat agar pertumbuhan lebih berkualitas," kata Riefky pada Koran Jakarta, Rabu (19/10).
Pentingnya memacu hilirisasi karena dari data terbaru posisi neraca perdagangan, meskipun surplus dari tahun ke tahun masih meningkat sebagai pertanda perekonomian terus pulih, namun angka surplus pada bulan September 2022 sedikit terkoreksi dibandingkan bulan sebelumnya.
"Surplus perdagangan turun 13 persen secara bulanan (month to month/mtm) dari 5,76 miliar dollar AS pada Agustus menjadi 4,99 miliar dollar AS pada September, dengan penurunan ekspor dan impor sebesar 11 persen secara mtm," kata Riefky.
Koreksi surplus pada September menyebabkan surplus perdagangan triwulan III-2022 lebih rendah dibandingkan triwulan II-2022. Walaupun total ekspor untuk Triwulan III-2022 secara keseluruhan masih lebih tinggi dari kuartal sebelumnya, namun nilai impor tumbuh lebih cepat, terutama karena depresiasi rupiah yang ikut berkontribusi terhadap tingginya inflasi dari barang-barang impor.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya