Defisit Dagang Berpotensi Ganggu Pertumbuhan Ekonomi
"Manakala ekspor manufaktur tumbuh lemah sebesar 12 persen dalam setahun terakhir, sejak Maret 2017 hingga Februari 2018, impor justru tumbuh lebih cepat, sebesar 18,7 persen, pada periode yang sama," ungkap dia. Keadaan bertambah parah dalam tiga bulan terakhir, saat perdagangan mengalami defisit, pertumbuhan impor malah mencapai angka 23,7 persen.
Memang, Faisal menjelaskan peningkatan impor sebagian besar, yaitu 75 persen, didorong oleh belanja bahan baku dan bahan penolong. "Memang, ini merupakan indikasi terjadinya peningkatan aktivitas industri manufaktur di dalam negeri. Sayang, ini juga menunjukkan tingginya tingkat kebergantungan industri domestik terhadap bahan baku impor," kata Faisal.
ahm/YK/Ant/WP
Komentar
()Muat lainnya