Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kenaikan Harga I Jika Inflasi Tak Kunjung Terkendali, maka Kelas Bawah kian Terpuruk

Daya Beli Kelas Menengah Turun, Tergerus Lonjakan Harga Kebutuhan Pokok

Foto : Koran Jakarta/M Fachri

Daya Beli Kelas Menengah Turun I Aktivitas kelas menengah di jantung perekonomian Jakarta, Jalan Sudirman belum lama ini. Daya beli mereka terus turun karena naiknya harga-harga kebutuhan pokok.

A   A   A   Pengaturan Font

Penurunan daya beli, paparnya, memperlihatkan masalah struktural dalam perekonomian Indonesia. Pertama adalah deindustrilasasi dan kedua kemampuan pemerintah mengendalikan inflasi.

Deindustrialisasi dini menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan sektor manufaktur kehilangan kontribusi signifikan terhadap PDB. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kontribusi industri manufaktur terhadap PDB masih sebesar 23,56 persen pada kuartal I-2014, namun pada kuartal I-2024 angkanya turun menjadi 19,28 persen.

"Penurunan kontribusi industri manufaktur ini dibarengi juga dengan penurunan kemampuan pertumbuhan dalam menyerap tenaga kerja artinya meskipun tumbuh karena ditopang konsumsi sehingga tidak berkualitas," katanya.

Masalah kedua adalah kemampuan pemerintah dalam mengendalikan inflasi. Inflasi, terutama inflasi bahan pangan, memiliki dampak yang signifikan terhadap daya beli kelas menengah. Bahan pangan merupakan komponen utama dalam pengeluaran rumah tangga, dan kenaikan harga pangan dapat secara langsung mengurangi daya beli masyarakat.

Kenaikan harga kebutuhan pokok, seperti beras, minyak goreng, dan daging menyebabkan pengeluaran rumah tangga meningkat, sementara pendapatan tidak mengalami kenaikan yang seimbang. Kondisi ini semakin diperburuk oleh berbagai kebijakan yang tidak berpihak kepada kelas menengah. Kenaikan biaya pendidikan (UKT) dan kesehatan (BPJS), serta kontribusi lainnya seperti Tapera, membuat beban ekonomi kelas menengah semakin berat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top