Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 17 Jan 2025, 11:11 WIB

David Lynch, Sineas di Balik 'Twin Peaks' dan 'Mulholland Drive' Meninggal Dunia

David Lynch di Los Angeles pada September 2010.

Foto: AP

JAKARTA - David Lynch, sineas yang terkenal karena visinya yang gelap dan seperti mimpi dalam film-film seperti "Blue Velvet" dan "Mulholland Drive", serta serial TV "Twin Peaks" telah meninggal dunia beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-79.

Keluarganya mengumumkan kematiannya melalui postingan Facebook pada hari Kamis (16/1).

"Ada lubang besar di dunia ini sekarang karena dia tidak lagi bersama kita. Namun, seperti yang dia katakan, 'Perhatikan donatnya dan jangan lubangnya,'" tulis unggahan keluarga tersebut yang dikutip Associated Press. "Hari ini indah dengan sinar matahari keemasan dan langit biru sepanjang jalan."

Penyebab kematian dan lokasinya belum diketahui. Musim panas lalu, Lynch mengungkapkan kepada Sight and Sound bahwa ia didiagnosis menderita emfisema dan tidak akan meninggalkan rumahnya karena takut tertular virus corona atau "bahkan flu."

"Saya terkena emfisema karena merokok dalam waktu yang lama, jadi saya harus tinggal di rumah, suka atau tidak," kata Lynch. Ia tidak menyangka akan membuat film lagi.

“Saya akan mencoba melakukannya dari jarak jauh, jika memang harus,” kata Lynch. “Saya tidak akan begitu menyukainya.”

Lynch membuat terobosan pada tahun 1970-an dengan film surealisnya "Eraserhead" dan jarang gagal mengejutkan dan menginspirasi penonton, rekan, dan kritikus pada dekade-dekade berikutnya.

Film-filmnya yang terkenal berkisar dari film neo-noir "Mulholland Drive" hingga film gotik yang menyimpang dari tema "Blue Velvet" hingga film eklektik dan eksentrik "Twin Peaks," yang memenangkan tiga Golden Globes, dua Emmy, dan bahkan satu Grammy untuk musik temanya.

Pauline Kael, kritikus film, menyebut Lynch sebagai "surealis populis pertama — seperti Frank Capra dalam logika mimpi."

"'Blue Velvet,' 'Mulholland Drive' dan 'Elephant Man' mendefinisikannya sebagai seorang pemimpi visioner yang unik yang menyutradarai film-film yang terasa seperti buatan tangan," kata sutradara Steven Spielberg dalam sebuah pernyataan.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Lili Lestari

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.