Data Spasial Bantu Produksi Petani
Pekerja membawa karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (23/10). Presiden Prabowo Subianto mengatakan akan membenahi swasembada pangan dalam jangka waktu paling lama lima tahun untuk menciptakan ketahanan pangan di Indonesia.
Foto: ANTARA/Zaky FahreziansyahJAKARTA - Pemerintah menilai optimalisasi data spasial sangat membantu meningkatkan produksi guna menciptakan swasembada pangan. Tak hanya itu, pengelolaan pascaproduksi juga berperan penting dalam mewujudkan swasembada demi tercapainya ketahanan pangan dalam negeri.
Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak Badan Informasi Geospasial atau BIG untuk menyukseskan program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Data spasial sangat membantu para petani yang sedang berproduksi terutama dalam mendapatkan pupuk subsidi agar tepat sasaran.
"Data spasial sangat membantu dan menjadi bagian dari solusi petani seperti pupuk dan meningkatkan produktivitas pertanian," ujar Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono saat menerima kunjungan dari jajaran Badan Informasi Spasial (BIG) di kantor pusat Kementan, Jakarta, Rabu (23/10).
Mas Dar, sapaan akrab Wamentan Sudaryono, mengatakan data spasial adalah bagian penting dari program yang saat ini sedang dijalankan. Selain digitalisasi dan mekanisasi, data SLA juga sangat dibutuhkan untuk monitoring dan evaluasi terhadap berbagai program.
"Ini program rencana kita untuk digitalisasi terutama untuk monitoring juga harus modern. Kan kalau bicara visi sudah jelas, misi juga sudah jelas, programnya sudah bagus dan yang penting monitoring semua program visi misinya. Karena kita ingin menjadi solusi bagi seluruh rakyat," katanya.
Mengenai hal ini, Wamentan Sudaryono ingin Kementan dan BIG mencari solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi para petani. Karena itu, data dan juga hasil monitoring sangat diperlukan. "Kita harus berbuat sesuatu yang bisa menjadi solusi dengan teknologi dan bisa memberi solusi yang tepat bagi banyak orang," katanya.
Kepala BIG, Muh Aris Marfai, mengaku siap menjalankan berbagai arahan Wamentan untuk merealisasikan swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya sebagai program prioritas Presiden Prabowo Subianto. "Nah di dalam swasembada pangan itu tentu kita perlu memikirkan intensifikasi lahan pertanian, di mana salah satunya mempunyai lahan pertanian yang baru. Di situlah data spasial dibutuhkan penting untuk mendapatkan potensi lahan pertanian," katanya.
Aris menambahkan, BIG sudah memperlihatkan analisis mengenai besarnya potensi yang dimiliki bangsa Indonesia khususnya pada lahan pertanian. "Kami sudah memperlihatkan analisis spasial untuk membantu potensi sawah yang ada irigasinya atau bisa dijadikan sumber air. Nah, di situ lagi-lagi data spasial kembali bermain," jelasnya.
Pengelolaan SSP
Tak hanya di tahapan produksi, pengelolaan pascaproduksi dinilai berperan penting dalam meningkatkan ketahanan pangan. Badan Pangan Nasional (Bapanas) menekankan pentingnya pengelolaan susut dan sisa pangan (SSP) melalui peta jalan pengelolaan atau food loss and waste (FLW), guna meningkatkan ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan dan efektif.
"Peta jalan pengelolaan SSP atau lebih sering disebut food loss and waste untuk mendukung pencapaian ketahanan pangan menuju Indonesia Emas 2045, yang akan menjadi acuan bagi para pihak dalam melakukan upaya penyelamatan susut dan sisa pangan," kata Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas, Nita Yulianis, dalam keterangan di Jakarta, Kamis (24/10).
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Antara, Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Electricity Connect 2024, Momentum Kemandirian dan Ketahanan Energi Nasional
- 2 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 3 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 4 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 5 Tim Putra LavAni Kembali Tembus Grand Final Usai Bungkam Indomaret
Berita Terkini
- GovTech Diharapkan jadi Super Apps Nasional
- Presiden Prabowo Raih Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dollar AS saat Roundtable Forum di Inggris
- Perkuat Komitmen, BNI Gandeng Batumbu Perluas Akses Pembiayaan bagi UMKM
- Uang Beredar Tumbuh Melambat pada Oktober 2024
- Perpusnas Berupaya Mewujudkan Satu Data Naskah Nusantara