
Danantara Jangan Hanya Kucurkan CSR untuk Bantu Transisi Energi. Harus Investasi!
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Fahmy Radhi optimistis dengan kehadiran Danantara, sebah dapat diandalkan untuk membantu program pensiun dini PLTU
Foto: istimewaJAKARTA-Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, Fahmy Radhi optimistis dengan kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Dia berharap lembaga baru ini bisa diandalkan untuk membantu pemerintah dalam mempercepat proses pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan langkah mengakselerasi transisi energi menuju energi baru dan terbarukan (EBT).
Sebab kata Fahmy, ketika Amerika Serikat mengundurkan diri dari Paris Agreement ada potensi akses pendanaan terhadap transisi energi di Indonesia dan banyak negara berkembang terganggu, sehingga pemerintah tidak perlu berharap lagi dapat dana dari luar.
"Jangan gara gara akses pendanaan global itu tersendat lantas pemerintah menghentikan program pensiun dini PLTU ini. Jangan! Optimalkan peran Danantara,"tegas Fahmy pada Koran Jakarta, (18/2)
Dirinya optimistis dengan aset dan sumber daya yang dimiliki, Danantara bisa membantu mempercepat proses pensiun dini PLTU dan membantu akselerasi transisi energi. Bahkan cukup dengan PLN dan Pertamina saja sebenarnya sudah bisa, apalagi jika Danantara yang di dalamnya BUMN BUMN "basah" semua.
Lagipula kata Fahmy, kepentingan PLN pada program pensiun dini PLTU ini sangat besar dan strategis, sebab mayoritas pembangkitnya dari PLTU. Begitu juga kepentingan Pertamina di bisnis transisi energi, karena banyak aktivitas bisnisnya yang terkait transisi ini.
"Sehingga jangan sampai Danantara bantu hanya sebatas CSR (Corporate Social Responsibility). Itu ga ada nilainya dan ga ada artinya. Harus dalam bentuk investasi supaya serius. Kalau sebatas CSR itu artinya ga serius,"tegasnya
Apabila Danantara menggelontorkan investasi untuk transisi energi ini, setidaknya itu memberi pesan kepada investor lain bahwa masa depan transisi energi di Indonesia sangat prospektif, sehingga mereka ikut bergabung mendorong akselerasi transisi.
Presiden Prabowo saat jumpa pers di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/2) kembali memastikan mengenai peluncuran Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) 24 Februari 2025. Lembaga tersebut diharapkan sebagai konsolidasi semua kekuatan ekonomi nasional yang ada di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Daya berarti energi atau kekuatan, sementara Anagata berarti masa depan. Dengan demikian, Danantara berarti energi atau kekuatan untuk tanah air atau Nusantara. Danantara ini kekuatan ekonomi, dana investasi yang merupakan energi, kekuatan masa depan Indonesia. Kekayaan negara dikelola, dihemat untuk dan cucu kita,” kata Presiden.
Kepala Negara pun optimistis, BPI Danantara menjadi kekuatan yang akan menunjang perekonomian Indonesia di masa depan. Dana-dana yang dikelola oleh Danantara, kata Presiden, akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan.
Redaktur: Muchamad Ismail
Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Gawat, Kredit Macet Pinjol Kian Mengkhawatirkan, Jumlahnya Sangat Fantastis
- 2 Klasemen Liga 1 Setelah Laga-laga Terakhir Putaran ke-23
- 3 Pendaftaran SNBP Jangan Dilakukan Sekolah
- 4 Dirut BPJS: Syarat Kepesertaan JKN Bukan untuk Mempersulit Jemaah Haji
- 5 Elon Musk Luncurkan Grok 3, Chatbot AI yang Diklaim 'Sangat Pintar'
Berita Terkini
-
Pemerintah Kabupaten Garut Menyiapkan Pangan Murah untuk Kebutuhan Jelang Ramadan
-
Persija Resmi Bermarkas di JIS
-
Pusdaslops Sumatera Utara Mencatat Lahan Pertanian dari 24 KK Terdampak Tanah Longsor
-
Biznet Tingkatkan Kapasitas Bandwidth Pelanggan Sebesar 30 Persen
-
Siap Diresmikan, Penataan Kampung Seni Borobudur Padukan Ekonomi Kreatif dengan Budaya