Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pasar Saham - Sentimen Positif dari Dalam Negeri maupun Luar Negeri Relatif Sepi

Dana Asing Terus Keluar

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Salah satu penyebab investor asing keluar dari pasar saham karena khawatir dengan defisit APBN.

JAKARTA - Aliran dana asing terus keluar (capital outflow) dari pasar saham. Data real time information (RTI) Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan secara year to date (ytd), aksi jual bersih investor asing di seluruh pasar tercatat 7,83 triliun rupiah, sedangkan aksi beli bersih di pasar reguler sebesar 10,73 triliun rupiah.

Sementara aksi jual bersih di pasar negosiasi dan tunai mencapai 18,56 triliun rupiah. Analis Bosowa Sekuritas, Yusuf Nugraha, memprediksi capital outflow diperkirakan terus berlanjut hingga akhir tahun. "Ini terjadi karena asing mulai sedikit-sedikit mengurangi portofolio investasinya di Indonesia," katanya saat dihubungi, Rabu (13/9).

Dia menjelaskan salah satu penyebab asing keluar dari pasar saham karena khawatir dengan beban utang yang semakin bertambah untuk menambal defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Bagaimanapun beban utang cukup menjadi perhatian bagi asing, apalagi jika alokasi dari utang yang didapat ternyata tidak tepat sasaran maka akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, alasan asing keluar karena faktor eksternal, yakni dipengaruhi rencana The Fed memangkas neraca keuangan hingga 4,5 triliun dollar AS. "Rencana The Fed ini melalui pelepasan obligasi yang telah dibelinya pada periode 2008-2014. Jika ini terjadi, asing akan membelinya karena dirasa aman dan menjadi aset save haven jika dibandingkan dengan instrumen investasi di emerging market," jelas Yusuf.

Yusuf menilai kondisi pasar saham saat ini masih berpotensi mengarah mendatar atau sideways dan harga saham saat ini dirasa sudah cukup mahal. Pergerakan indeks pun akan melaju pada rentang 5.800- 5.900 dan masih rawan terjadi koreksi sebelum masuk ke level 6.000. "Prediksi saya sampai dengan akhir tahun ini indeks akan berpotensi masuk ke level 6.000," paparnya.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top