Senin, 10 Mar 2025, 19:52 WIB

Dampingi Wamentan, Wali Kota Agustina Gelar Operasi Pasar Stabilkan Harga Pangan di Kota Semarang

Pemkot Semarang bersama Kementerian Pertanian menggelar operasi pasar guna menjaga kestabilan harga dan memastikan stok bahan pokok tetap tersedia.

Foto: koran jakarta/henri pelupessy

SEMARANG – Menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2025, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bersama Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar operasi pasar guna menjaga kestabilan harga dan memastikan stok bahan pokok tetap tersedia. Kegiatan ini diinisiasi oleh PT Pos Indonesia dengan menghadirkan 1.050 gerai di berbagai daerah, termasuk 22 gerai di Kota Semarang.

Wali Kota Semarang, Agustina, menyampaikan bahwa operasi pasar ini menjadi langkah strategis untuk memotong rantai distribusi serta menekan harga bahan pokok di pasaran.

“Pengendalian harga ini salah satunya dengan memotong rantai distribusi, seperti membuka gerai di kantor pos. Di Kota Semarang sendiri ada 22 gerai Agri Pos,” ujar Agustina saat mendampingi Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, dan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, dalam tinjauan Operasi Pasar Bahan Pangan Pokok di Kantor Pos Johar, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (10/3).

Agustina menegaskan bahwa Pemkot Semarang akan terus berupaya mengendalikan harga serta memastikan ketersediaan stok pangan hingga bulan depan.

“Insya Allah stok cukup sampai dengan bulan depan. Kami akan terus memantau agar distribusi merata dan tidak terjadi penimbunan di satu titik,” katanya.

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembelian berlebihan demi menjaga kestabilan harga.

“Warga tidak perlu menimbun stok secara berlebihan. Belilah secukupnya sesuai kebutuhan. Jika ada kelebihan uang, lebih baik ditabung atau digunakan untuk kebutuhan lain,” tambahnya.

Gerai Kantor Pos

Wamentan Sudaryono, menegaskan bahwa operasi pasar ini adalah bentuk nyata kehadiran pemerintah dalam mengatasi lonjakan harga bahan pokok. “Di seluruh Indonesia, Kantor Pos memiliki 4.800 cabang, dan hingga hari ini telah membuka 1.050 titik gerai untuk operasi pasar,” jelas Sudaryono.

Ia mengungkapkan bahwa beberapa komoditas pangan masih dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), seperti beras medium yang seharusnya Rp12.500 per kilogram, namun masih ditemukan lebih mahal. Begitu juga minyak goreng MinyaKita yang seharusnya Rp15.700 per liter, tetapi masih dijual di kisaran Rp16.000 hingga Rp17.000 per liter.

“Maka kami mendayagunakan 4.800 cabang Kantor Pos di seluruh Indonesia sebagai gerai sembako dengan harga yang lebih terjangkau. Misalnya, beras di gerai Kantor Pos dijual Rp12.000 per kg dan minyak goreng MinyaKita Rp14.700 per liter, lebih murah dari HET,” tambahnya.

Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, menjelaskan bahwa dalam operasi pasar ini, setiap warga dibatasi dalam pembelian bahan pokok guna menghindari penimbunan.

“Setiap pemegang KTP hanya diperbolehkan membeli maksimal 2 kg gula, 2 liter minyak goreng, dan 10 kg beras,” ungkapnya saat mendampingi tinjauan Wamentan.

Ia juga menyebutkan bahwa PT Pos Indonesia telah menggandeng berbagai pihak, termasuk Bulog, ID Food, PT RNI, hingga PTPN, untuk memasok kebutuhan pangan dengan harga lebih murah.

Dengan adanya operasi pasar ini, diharapkan harga bahan pokok tetap stabil dan masyarakat bisa memenuhi kebutuhannya tanpa khawatir akan lonjakan harga menjelang hari raya.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Henri pelupessy

Tag Terkait:

Bagikan: