
Korea Utara Peringatkan Risiko Perang Tak Disengaja
Foto: AFP/Jung Yeon-jSEOUL - Korea Utara (Korut) pada Senin (10/3) mengecam digelarnya latihan militer gabungan AS-Korea Selatan (Korsel) dan menyebut latihan itu sebagai tindakan provokatif, seraya memperingatkan bahaya memicu perang oleh satu tembakan yang tidak disengaja, beberapa hari setelah angkatan udara Korsel secara keliru mengebom sebuah desa di wilayahnya sendiri.
“Ini adalah tindakan provokatif berbahaya yang memicu situasi akut di semenanjung Korea, yang dapat memicu konflik fisik antara kedua belah pihak melalui satu tembakan yang tidak disengaja,” kata Kementerian Luar Negeri Korut, seperti dikutip oleh media pemerintah KCNA.
“Latihan militer oleh AS ini akan mengakibatkan krisis keamanan yang semakin parah dan Korsel serta AS hanya menambah pembenaran atas sikap garis keras Korut terhadap Washington DC,” imbuh kementerian itu.
Latihan gabungan AS-Korsel Freedom Shield 2025 adalah salah satu latihan gabungan tahunan terbesar. Latihan ini dimulai pada Senin dan akan melibatkan pelatihan langsung, virtual, dan berbasis lapangan. “Latihan tersebut akan berlangsung hingga 21 Maret,” imbuh AS.
Sejumlah tentara Korsel berbaris saat mereka hendak mengikuti latihan militer gabungan tahunan “Freedom Shield” bersama tentara AS di Seoul pada Maret 2024 lalu. Pada Senin (10/3) latihan gabungan “freedom Shield” kembali digelar dan latihan ini langsung dikecam oleh Korut.
Saat ini AS menempatkan puluhan ribu tentaranya di Korsel dan kedua negara sekutu itu secara rutin menggelar latihan gabungan, yang mereka gambarkan bersifat defensif.
Dalam pernyataannya pada Senin, Kementerian Luar Negeri Korut menyebut latihan tersebut sebagai latihan perang yang agresif dan konfrontatif. Pernyataan tersebut selanjutnya menegaskan bahwa tindakan sembrono dan pilihan tidak masuk akal AS yang berusaha dengan sungguh-sungguh memainkan gerakan pertama pemicu perang melalui provokasi militer terbesar tahun ini, justru hanya akan merugikan keamanan AS.
Pekan lalu Pyongyang mengecam AS atas provokasi politik dan militer terkait kunjungan kapal induk Angkatan Laut AS ke pelabuhan Busan, Korsel. Latihan gabungan terbaru ini dilakukan setelah dua jet tempur Angkatan Udara Korsel secara tidak sengaja menjatuhkan delapan bom di sebuah desa selama latihan gabungan dengan pasukan AS pada 6 Maret lalu.
Lima belas orang, termasuk warga sipil dan personel militer, terluka dalam insiden itu, kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional Korsel.
Luncurkan Misil
Tak lama setelah menyampaikan kecaman, militer Korsel melaporkan bahwa Korut telah menembakkan beberapa misil balistik tak dikenal.
“Militer kami telah mendeteksi sekitar pukul 13.50 (0450 GMT) beberapa misil balistik tak dikenal yang ditembakkan dari Provinsi Hwanghae ke Laut Barat,” kata Kepala Staf Gabungan (JCS), merujuk pada perairan yang juga dikenal sebagai Laut Kuning.
“Militer kami akan meningkatkan pengawasan dan mempertahankan sikap kesiapan penuh di bawah kerja sama yang erat dengan AS,” tambah JCS.
Jenis misil balistik yang diluncurkan Korut kali ini diperkirakan adalah misil balistik jarak pendek (CRBM) dengan jangkauan mencapai 60 hingga 110 kilometer.
Hubungan antara Pyongyang dan Seoul telah berada pada salah satu titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, dengan Korut meluncurkan serangkaian misil balistik tahun lalu yang melanggar sanksi PBB.
Kedua Korea secara teknis masih berperang karena konflik mereka tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. AFP/KBS/I-1
Berita Trending
- 1 Ini Tujuh Remaja yang Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Tawuran di Jakpus
- 2 Perluas Jangkauan, Manulife Indonesia Resmikan Kantor Pemasaran Mandiri di PIK
- 3 Penerbitan Surat Edaran THR Ditunda
- 4 Regulasi Jaminan Sosial Dirombak, Ini Aturan Baru dari Menaker
- 5 Peran TPAKD Sangat Penting, Solusi Inklusi Keuangan yang Merata di Daerah