Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekonomi Global I RI Mencatatkan Surplus dalam Perdagangan dengan AS

Dampak Resesi AS ke Indonesia masih Terbatas

Foto : KORAN JAKARTA/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- Resesi yang melanda Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa setelah ekonominya berkontraksi pada kuartal I dan II-2020 akan berdampak secara terbatas pada pemulihan perekonomian Indonesia. Sebab, negara tersebut merupakan salah satu negara tujuan ekspor Indonesia sekaligus sebagai negara yang memiliki investasi cukup besar di dalam negeri.

Ekonom dari Universitas Diponegoro Semarang, Esther Sri Astuti yang dikonfirmasi dari Jakarta, Minggu (2/8) mengatakan dampak ke Indonesia dikenal yang dikenal dengan contagious effect perlu diwaspadai. Contagious effect adalah efek penularan dari negara yang punya masalah ekonomi dan memiliki hubungan ekonomi dengan Indonesia.

"Jika AS kena resesi maka Indonesia akan terkena imbasnya karena ada hubungan ekonomi lewat ekspor Indonesia ke negara tersebut dan impor barang dari AS ke Indonesia. Selain itu, ada investasi yang juga berasal dari AS," kata Esther.

Namun demikian, Indonesia jelas Esther masih bisa berharap dari investasi negara ekonomi terbesar dunia itu. Sebab, ekonomi Indonesia lebih stabil dibandingkan negara lain di Asia yang terpuruk akibat Covid-19 seperti Singapura, Thailand dan Korea Selatan.

"Jika prestasi ini bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan maka pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif lebih baik," katanya.

Kondisi tersebut bisa dilakukan dengan membuat iklim investasi lebih kondusif, dengan memudahkan prosedur memulai bisnis, waktu perizinan dipersingkat dan memberi kepastian hukum kepada investor.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ekonomi Amerika Serikat (AS) mengalami resesi ekonomi setelah perekonomiannya berkontraksi dua kuartal berturut-turut. Pada kuartal I-2020 berkontraksi atau negatif 5 persen dan pada kuartal II seperti prediksi awal Kementerian Perdagangan akan menyusut 9,5 persen.

Resesi yang melanda negara ekonomi terbesar dunia itu akibat dampak pandemi Covid-19 yang membuat semua aktivitas bisnis di negara tersebut terhenti sehingga jutaan orang kehilangan pekerjaan.

Secara tahunan, kontraksi pada kuartal II itu mencapai 32,9 persen atau penurunan terdalam negara adidaya itu secara tahunan sejak 1947. Konsumsi masyarakat yang berkontribusi

dua pertiga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) AS merosot 34,6 persen secara tahunan.

Dalam kesempatan terpisah, Ekonom Senior Rizal Ramli beberapa waktu lalu mengatakan dampak resesi global tidak akan berdampak signifikan terhadap ekonomi Indonesia seperti Singapura dan Korea Selatan.

Sebab, dari komposisi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia 60 persen berasal dari konsumsi dalam negeri, sedangkan kontribusi ekspor kurang dari 20 persen.

"Dampak global dari resesi dunia itu lebih kecil terhadap Indonesia," kata Rizal dalam diskusi virtual.

Lebih lanjut dia mengatakan, akibat Pandemi Covid-19 banyak negara yang ekonominya berkontraksi, terutama yang mengandalkan ekspor seperti Singapura.

"Singapura dan beberapa negara lain, terkena dampak resesi global yang lebih besar," kata Rizal.

RI Surplus

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) neraca perdagangan Indonesia dengan AS dalam tiga tahun terakhir, Indonesia selalu mencatat surplus. Pada 2018, nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai 18,4 miliar dollar AS, sedangkan impor Indonesia tercatat 10,2 miliar dollar AS, sehingga tercatat surplus 8,2 miliar dollar AS.

Sedangkan pada 2019 lalu, ekspor Indonesia ke AS tercatat 17,8 miliar dollar AS dan impor 9,3 miliar dollar AS yang mengakibatkan surplus 8,5 miliar dollar AS. Pada tahun ini, hingga Mei 2020, ekspor Indonesia ke negara tersebut sudah mencapai 7,2 miliar dollar AS, sedangkan impor 3,5 miliar dollar AS yang menyebabkan surplus 3,7 miliar dollar AS.

Untuk investasi AS di Indonesia trennya turun naik dari kuartal ke kuartal. Pada kuartal pertama 2019 tercatat 328,9 juta dollar AS, lalu turun menjadi 302,8 juta dollar AS pada kuartal II-2019 dan pada kuartal III merosot tajam menjadi 125,43 juta dollar AS. Investasi AS kembali meningkat jadi 432,62 juta dollar AS pada kuartal IV-2019, lalu turun jadi 114,1 juta dollar AS pada kuartal I-2020.

uyo/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Djati Waluyo

Komentar

Komentar
()

Top