Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cyril Ramaphosa Terpilih Kembali Sebagai Presiden Afrika Selatan

Foto : Al Jazeera

Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa terpilih kembali.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Parlemen Afrika Selatan memilih kembali Cyril Ramaphosa sebagai presiden negara itu menyusul kesepakatan koalisi penting antara Kongres Nasional Afrika (ANC) yang berkuasa dan partai-partai oposisi.

Dilaporkan BBC, pemerintahan persatuan nasional yang baru menggabungkan ANC pimpinan Ramaphosa, Aliansi Demokratik (DA) yang berhaluan kanan-tengah, dan partai-partai kecil.

Dalam pidato kemenangannya, Ramaphosa memuji koalisi baru tersebut, dan mengatakan para pemilih mengharapkan para pemimpin untuk "bertindak dan bekerja sama demi kebaikan semua orang di negara kita".

Kesepakatan dicapai pada hari yang penuh drama politik, di mana Majelis Nasional melakukan pemungutan suara hingga larut malam guna mengkonfirmasi siapa yang akan memegang kekuasaan dalam pemerintahan baru.

Sebelumnya, kesepakatan dicapai setelah berminggu-minggu muncul spekulasi mengenai siapa yang akan menjadi mitra ANC setelah kehilangan mayoritas di parlemen untuk pertama kalinya dalam 30 tahun pada pemilu bulan lalu.

ANC memperoleh 40 persen suara, sedangkan DA berada di urutan kedua dengan 22 persen.

Sekretaris Jenderal ANC Fikile Mbalula menyebut kesepakatan koalisi sebagai "langkah luar biasa".

Hal ini berarti Ramaphosa mampu mempertahankan kekuasaan. Ramaphosa menggantikan Jacob Zuma sebagai presiden dan pemimpin ANC setelah perebutan kekuasaan yang sengit pada tahun 2018.

Langkah selanjutnya, Ramaphosa mengalokasikan posisi kabinet, yang akan mengakomodir anggota DA.

Kesepakatan multi-partai tidak melibatkan dua partai yang memisahkan diri dari ANC, dan mereka mungkin akan mendapatkan keuntungan jika kesepakatan tersebut gagal menghasilkan perbaikan ekonomi yang diminta oleh para pemilih.

Namun jajak pendapat menunjukkan banyak warga Afrika Selatan yang menginginkan koalisi besar yang belum pernah terjadi sebelumnya ini berhasil.

ANC selalu meraih suara di atas 50 persen sejak pemilu demokratis pertama di negara itu pada 1994, dimana Nelson Mandela terpilih menjadi presiden.

Namun, dukungan terhadap partai tersebut menurun secara signifikan karena kemarahan publik atas tingginya tingkat korupsi, pengangguran dan kejahatan.

Saat berpidato di depan parlemen Afrika Selatan setelah pengukuhannya, Ramaphosa mengenang kemenangan presiden pertama partainya 30 tahun lalu.

"Kami pernah berada di sini sebelumnya, kami berada di sini pada tahun 1994, ketika kami berupaya menyatukan negara dan melakukan rekonsiliasi - dan kami berada di sini sekarang," katanya.

Aliansi antara DA dan ANC yang beraliran kanan-tengah belum pernah terjadi sebelumnya karena kedua partai tersebut bersaing selama beberapa dekade.

Di bawah kepemimpinan Nelson Mandela, ANC memimpin kampanye melawan sistem rasis apartheid dan memenangkan pemilu demokratis pertama di negara itu.

Para pengkritik DA menuduh mereka berusaha melindungi hak-hak ekonomi yang diperoleh kelompok minoritas kulit putih di negara itu selama apartheid, tuduhan yang dibantah oleh partai tersebut.

Berbicara kepada anggota parlemen pada Jumat (14/6) malam di Cape Town, John Steenhuisen, pemimpin DA, mengatakan, "Hari ini adalah hari bersejarah bagi negara kita, dan saya pikir ini adalah awal dari babak baru."

Majelis Nasional juga mengambil sumpah ketua ANC, sementara jabatan wakil ketua diambil alih DA.

Di antara para pemimpin partai yang berbicara setelah kesepakatan dicapai pada hari Jumat adalah Julius Malema, ketua Pejuang Kemerdekaan Ekonomi, partai yang ia dirikan setelah meninggalkan ANC pada tahun 2013.

Dia mengatakan meski partainya menerima "hasil dan suara rakyat Afrika Selatan", dia mengkritik perjanjian tersebut, dengan mengatakan, "Kami tidak setuju dengan perkawinan demi kenyamanan ini, untuk mengkonsolidasikan kekuatan monopoli kulit putih atas perekonomian dan sarana produksi di Afrika Selatan."


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Lili Lestari

Komentar

Komentar
()

Top