Cuaca Esktrem Ganggu Pasokan Cabai
Pasokan cabai terganggu akibat dampak cuaca ekstrem yang mengancam produktivitas tanaman hortikultura tersebut saat ini sehingga memicu gejolak harga di banyak daerah.
JAKARTA - Cuaca ekstrem yang menyebabkan peningkatan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), kerusakan tanaman, dan banjir di beberapa wilayah sentra produksi menyebabkan pasokan cabai rawit berkurang. Kondisi ini pun memicu kenaikan harga secara berkepanjangan.
Gejolak harga dalam waktu lama tersebut berpotensi memicu inflasi nasional. Sayangnya, inflasi tersebut dikhawatirkan dapat semakin menggerus daya beli masyarakat lantaran terjadi di tengah pelemahan konsumsi domestik akibat dampak pandemi Covid-19.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), Prihasto Setyanto, menggerakkan seluruh jajarannya memonitor kondisi pertanaman cabai di lapangan dan melakukan berbagai upaya untuk meredam gejolak harga agar tidak berkepanjangan.
Anton menjelaskan berdasarkan data series produksi 5 tahun terakhir produksi cabai rawit, selama Desember- Februari menjadi bulan waspada karena produksi cenderung turun. Untuk saat ini, cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina semakin menyebabkan produksi terganggu.
Dia mencontohkan bunga rontok menyebabkan gagal berbuah. "Tak hanya itu, musim hujan juga meningkatkan serangan OPT seperti virus kuning, antraknosa, lalat buah, dan lain sebagainya," ujar Anton, di Jakarta, Selasa (9/3).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya