Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Covid-19 Dilaporkan Berpotensi Meningkatkan Risiko Kematian Anak

Foto : CAP

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

United Nations Inter-agency Group for Child Mortality Estimation (UN IGME) menyebut pandemi Covid-19 berpotensi meningkatkan risiko kelangsungan hidup anak-anak di masa depan.

Dalam laporan yang dirilis pada Selasa (10/1), badan dunia yang mengurusi data kematian anak di seluruh dunia itu menyoroti kekhawatiran seputar gangguan pada kampanye vaksinasi, layanan nutrisi, dan akses ke perawatan kesehatan primer, yang dapat membahayakan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak selama bertahun-tahun mendatang. Selain itu, pandemi telah memicu kemunduran terbesar dalam vaksinasi dalam tiga dekade terakhir.

Hal ini tentu menempatkan bayi baru lahir dan anak-anak yang paling rentan pada risiko kematian yang lebih besar akibat penyakit yang dapat dicegah.

Badan yang dipimpin UNICEF, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Bank Dunia, dan Divisi Kependudukan PBB itu memproyeksikan sebanyak 5 juta anak telah meninggal sebelum memasuki usia lima tahun. Mirisnya, jutaan kematian itu terjadi hanya dalam kurun waktu satu tahun sepanjang 2021. Tak hanya itu, sebanyak 2,1 juta anak dan remaja lainnya berusia antara 5-24 tahun kehilangan nyawa mereka pada periode yang sama.

UN IGME mencatat sebagian besar kematian anak terjadi dalam lima tahun kehidupan pertama mereka. Sementara setengah kematian terjadi dalam bulan pertama kehidupan.

Meskipun Covid-19 tidak secara langsung meningkatkan kematian anak-anak, pandemi ini disebut UN IGME mungkin meningkatkan risiko kelangsungan hidup mereka di kemudian hari.

"Setiap hari, terlalu banyak orang tua yang menghadapi trauma kehilangan anak-anak mereka, kadang-kadang bahkan sebelum mereka menghembuskan nafas pertama," kata Vidhya Ganesh, Direktur Divisi Analisis, Perencanaan, dan Pemantauan Data UNICEF, seperti dilansir dari laman resmi WHO.

Apabila dilihat melalui wilayah, anak-anak yang lahir Afrika sub-Sahara dan Asia Selatan menghadapi resiko kematian terbesar dibandingkan wilayah lainnya di dunia.

Anak-anak yang lahir di Afrika sub-Sahara memiliki risiko kematian anak tertinggi di dunia. Meskipun Afrika sub-Sahara hanya menyumbang 29 persen dari angka kelahiran hidup global, sebanyak 56 persen dari semua kasus kematian balita di dunia pada tahun 2021 terjadi di daerah itu.

Sementara, Asia Selatan menyumbang 26 persen dari total. UNICEF sendiri mencatat 1 dari 9 anak di Afrika sub-Sahara meninggal sebelum mencapai usia lima tahun. Angka ini lebih dari 16 kali lipat lebih tinggi daripada daerah maju.

Tragisnya, banyak dari kematian ini yang sebenarnya dapat dicegah dengan akses yang adil dan perawatan kesehatan ibu, bayi baru lahir, anak dan remaja yang berkualitas tinggi. Kematian bayi selama persalinan misalnya, sebagian besar dapat dicegah ketika perempuan memiliki akses ke perawatan berkualitas selama kehamilan dan kelahiran.

"Tragedi yang meluas dan dapat dicegah seperti itu tidak boleh diterima sebagai hal yang tak terhindarkan. Kemajuan dimungkinkan dengan kemauan politik yang lebih kuat dan investasi yang ditargetkan dalam akses yang adil ke perawatan kesehatan primer untuk setiap wanita dan anak," sambung Ganesh.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top