Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cerita di Balik Perdamaian Adat Masyarakat Maybrat

Foto : KORAN JAKARTA/AGUS SUPRIYATNA

GLADI RESIK | Sejumlah warga Kabupaten Maybrat mengikuti acara gladi resik perdamaian adat masyarakat Maybrat, di Kumurkek, Papua Barat, Selasa (2/10).

A   A   A   Pengaturan Font

Yang menarik, pengganti nyawa pemuka suku yang meninggal. Sebagai alat perdamaian, dibayar memakai tiga kain pusaka yang disepakati tiga suku. Tiga kain pusaka itulah yang jadi pengganti nyawa pemuka Suku Aitinyo yang meninggal dalam kerusuhan. Tiga kain pusaka itu diberikan kepada Suku Aitinyo oleh Suku Aipat, untuk pengganti kepala, dua tangan dan dua kaki korban meninggal.

"Ya benar waktu pilkada memang ada bentrokan yang menelan korban jiwa," kata Pak Dance, pegawai Pemda Maybrat saat berbincang dengan Koran Jakarta.

Waktu itu saat pendaftaran calon, kantor KPU setempat diserbu sekelompok massa dari Suku Aifat. Bentrok tidak terhindarkan. Dalam bentrok itulah, pemuka Suku Aitinyo terbunuh. Sejak saat itu muncul bara antar ketiga suku. "Ya mudah-mudahan setelah ini tidak ada pertikaian," kata Pak Dance. agus supriyatna/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top