Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cemaskan Sikap "Hawkish" The Fed

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih rentan kembali terkoreksi dalam perdagangan, hari ini (23/2). Pergerakan IHSG masih dipengaruhi sentimen eksternal, terutama menguatnya ekspektasi agresivitas bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed menaikkan suku bunga acuan.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata melihat investor mengantisipasi langkah hawkish The Fed dalam menaikan bunga acuan untuk menjinakkan inflasi yang masih jauh di atas target. Dia memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Kamis (23/2) bergerak di kisaran 6.800-6.780.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (22/2) sore, ditutup melemah 63,43 poin atau 0,92 persen ke posisi 6.809,9. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 10,51 poin atau 1,11 persen ke posisi 939,9.

"Dari sisi sentimen masih ada pada global, dimana investor khawatir dengan sikap hawkish The Fed dalam kebijakan moneternya untuk mempertahankan era suku bunga yang tinggi untuk menekan laju inflasi," ujar Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana di Jakarta.

The Fed akan merilis notulensi rapat atau the minutes pada Rabu (22/1) malam ini, yang akan mempengaruhi arah kebijakan suku bunga acuan mereka ke depannya. Sedangkan, laporan data ekonomi Amerika Serikat (AS) cenderung membaik, yang ditunjukkan oleh kenaikan yield UST 10 tahun yang menjadi 3,9 persen.

Dibuka melemah, IHSG cenderung bergerak di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih nyaman bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, satu sektor meningkat yaitu sektor industri sebesar 0,1 persen. Sedangkan sepuluh sektor terkoreksi dimana sektor teknologi turun paling dalam minus 2,35 persen, diikuti sektor kesehatan dan sektor infrastruktur yang masing-masing minus 1,90 persen dan 1,51 persen.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.101.545 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 16,64 miliar lembar saham senilai 9,79 triliun rupiah. Sebanyak 178 saham naik, 353 saham menurun, dan 190 tidak bergerak nilainya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top