Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Cemaskan Ramainya Isu Perang Rusia-Ukraina, Sekjen PBB: Eropa Bisa Hancur! Harga Penderitaan Manusia Tidak Sepadan, Tidak Ada Alternatif Selain Diplomasi

Foto : unficyp.unmissions.org

Sekjen PBB Antonio Guterres

A   A   A   Pengaturan Font

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres merespon terkait konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Menurutnya, perang Rusia-Ukraina tidak boleh terjadi karena akan banyak memberikan dampak yang tidak baik, terlalu mahal harganya.

"Saya sangat khawatir dengan peningkatan tensi dan spekulasi terkait potensi konflik militer di Eropa. Harga penderitaan manusia, kehancuran dan kerusakan untuk Eropa dan keamanan global terlalu tinggi untuk direnungkan," katanya dikutip Kamis (17/2).

"Kita tentu saja tidak bisa menerima potensi konfrontasi yang membawa malapetaka seperti itu," lanjutnya.

Guterres menyambut baik upaya diplomasi yang kini telah dilakukan oleh berbagai negara. Menurutnya, masih diperlukan lebih banyak diplomasi untuk mencegah perang meletus di Ukraina.

Adapun beberapa pemimpin negara yang berusaha menurunkan tensi antara Rusia dan Ukraina, salah satunya Jerman. Kanselir Jerman Olaf Scholz bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Selasa (15/2) membahas terkait tensi antara Rusia dan Ukraina.

Putin menjelaskan pertemuan tersebut membahas isu-isu terkait situasi di Eropa dan keamanan.

"Sayangnya, kami akan menggunakan waktu yang kami punya untuk membahas isu yang terkait dengan situasi di Eropa dan keamanan termasuk Ukraina," ucapnya, dikutip dari AFP, Kamis (17/2).

Sementara, Scholz menilai pembicaraan seputar situasi keamanan di Eropa memang menjadi penting untuk dibahas.

"Menjadi jelas kita sekarang harus membicarakan situasi sulit terkait keamanan di Eropa," tuturnya.

Diskusi diplomatik dinilai menjadi salah satu cara menyelesaikan konflik antara Rusia-Ukraina. Ini mengingat Rusia telah menempatkan ribuan pasukan di dekat perbatasan Ukraina, mencuatkan potensi invasi.

Namun, Rusia terlihat masih terbuka untuk menyambut upaya diplomasi. Ini dikarenakan keputusan Rusia menarik pasukan mereka yang berada dekat dengan perbatasan Ukraina.

Meski begitu, keputusan ini dilakukan secara terencana dan Rusia akan terus menempatkan pasukan sesuai keinginannya.

Sebelumnya, Guterres menegaskan tidak ada alternatif selain diplomasi untuk menyelesaikan ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Ia meminta semua pihak menghormati piagam PBB dan menahan diri dari ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik negara mana pun.

"Meninggalkan diplomasi untuk konfrontasi bukanlah langkah yang melampaui batas, itu adalah penyelaman di atas tebing," tuturnya, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (17/2).


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top