Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Capital Inflow ke Pasar Keuangan Capai Rp82,36 Triliun

Foto : ANTARA/Sanya Dinda/am.

Tangkapan layar - Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers daring, di Jakarta, Senin (22/5/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan dana asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia atau capital inflow selama periode 1 Januari hingga 16 Mei 2023 tercatat sebesar Rp82,36 triliun. Sebagai rinciannya, dana asing yang masuk ke pasar keuangan Indonesia terdiri dari pasar obligasi sebesar Rp59,07 triliun serta pasar saham Rp23,29 triliun.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan capital inflow ini mengonfirmasikan stabilitas makro ekonomi, pemulihan ekonomi, dan pertumbuhan ekonomi tinggi memberikan keyakinan yang kuat terhadap perekonomian Indonesia.

Adapun selama April saja, terdapat capital inflow sebesar Rp4,16 triliun di pasar obligasi domestik dan Rp12,29 triliun di pasar saham. Meski begitu, tercatat aliran modal asing keluar dari kedua pasar keuangan masing-masing Rp1,43 triliun dan Rp2,5 triliun selama periode 1-16 Mei.

Dengan derasnya aliran modal asing yang masuk di pasar obligasi, dia menyebutkan kepemilikan asing dalam surat berharga negara (SBN) sedikit meningkat dari 14,36 persen pada Desember 2022 menjadi 15,2 persen pada 16 Mei 2023.

"Kendati demikian, kepemilikan SBN terbesar masih berada pada perbankan yakni sebesar 23,1 persen, seiring dengan mulai gencarnya perbankan nasional melakukan aktivitas kredit," kata Menkeu dalam konferensi pers APBN KiTa bulan Mei 2023 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (23/5).

Menurut Sri Mulyani, sentimen pasar keuangan domestik masih mendukung kinerja dan stabilitas pasar SBN tetap terjaga. Sentimen positif pasar keuangan domestik mampu menjaga tingkat imbal hasil (yield) tidak terlalu volatil.

"Untuk SBN 10 tahun mata uang lokal kita mengalami penurunan imbal hasil menjadi 6,42 persen, sehingga menyebabkan perbedaan (spread) terhadap imbal hasil Indonesia Global Bond 10 tahun yang sebesar 4,7 persen, mengalami penyempitan," jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, perbedaan imbal hasil SBN Indonesia dengan obligasi Amerika Serikat tenor 10 tahun juga menurun menjadi 274 basis poin (bps) per 19 Mei 2023. Angka tersebut sangat rendah dibandingkan situasi Januari 2022 yang sebesar 474 bps.

Posisi perbedaan imbal hasil Indonesia itu pun berbeda tipis dengan Filipina yang sebesar 217 bps. Sementara itu, terdapat beberapa negara yang memiliki perbedaan imbal hasil obligasi negara yang sangat jauh yakni Brazil sebesar 818 bps dan Meksiko 515 bps.

"Kedua negara ini telah menaikkan suku bunga sangat tinggi sehingga berimbas kepada imbal hasil obligasi negara mereka," ucap Sri Mulyani.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top