Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penemuan Arkeologi

Cakram Langit Nebra, Kalender Masyarakat Agraris Zaman Perunggu

Foto : Christian Reinboth
A   A   A   Pengaturan Font

Selama ribuan tahun di seluruh Eropa utara, monumen-monumen disejajarkan untuk menandai titik balik matahari musim panas dan musim dingin. Stonehenge di Wiltshire, Inggris dan Newgrange di Irlandia adalah contoh paling terkenal dari penandaan musim itu.

Karena masyarakat Zaman Perunggu adalah masyarakat agraris, metode untuk mengetahui waktu dalam setahun dan juga waktu yang tepat untuk menanam serta memanen tanaman, jelas sangat penting. Salah satu caranya adalah yang digunakan dengan mengidentifikasi posisi matahari saat terbit dan terbenam.

Penasaran dengan kemungkinan piringan Nebra sebagai perangkat astronomi-astrologi, Profesor Wolfhard Schlosser dari Universitas Bochum, mengukur sudut antara sepasang busur di kedua sisi piringan. Mereka menemukan bahwa sudutnya adalah 82 derajat.

Menariknya, di Bukit Mittelberg, antara posisi matahari terbenam yang tinggi di pertengahan musim panas dan posisi matahari terbenam yang rendah di pertengahan musim dingin, matahari tampak bergerak sekitar 82 derajat di sepanjang cakrawala.

Sudut ini bervariasi dari satu tempat ke tempat lain. Namun di wilayah terbatas di Eropa tengah, lintasan matahari melintasi langit tepat sebesar 82 derajat. Schlosser lalu menyimpulkan bahwa sepasang busur di sepanjang lingkar piringan Nebra memang menggambarkan titik balik matahari matahari secara akurat sesuai lokasinya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top