Buruh Sawit Harus Dilindungi dari Paparan Covid-19
Ilustrasi buruh sawit.
Lebih jauh menurut Ismet, mengatakan sebagian besar pekerjaan di perkebunan sawit adalah pekerjaan dimana buruhnya berjarak satu sama lain. Namun itu jangan kemudian dijadikan alasan sehingga perusahaan lalai memenuhi kewajibannya mencegah penyebaran dan meminimalisir resiko terpapar.
Sedangkan Dianto Arifin dari SEPASI menyatakan selama pandemi covid -19 buruh kesulitan membeli bahan pokok dengan harga terjangkau. Pembatasan mobilitas yang diterapkan perusahaan menyulitkan buruh untuk membeli kebutuhan pokok dengan harga murah di luar area perkebunan.
"Akibatnya buruh harus membeli kebutuhan pokok di dalam areal perkebunan dengan harga lebih mahal," kata Dianto Arifin.
Serikat Pekerja Nasional wilayah kalimantan Timur Kornelis WG juga menyatakan hal serupa. Kata dia, pada banyak kasus, pemukiman buruh yang padat dan kewajiban mengikuti apel pagi berpotensi menjadikan virus ini lebih cepat menyebar. Selain itu, buruknya infrastruktur jalan dan akses fasilitas publik telah lama menyulitkan buruh perkebunan sawit dan keluarganya mendapatkan layanan kesehatan.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya