Bukan Cuma Hiburan, Tren 'Ngonten' Ala Sadbor Bisa Merusak Pekerjaan di Desa
Foto: ISTIMEWAFenomena "ngonten" ala Sadbor sedang marak di pedesaan Indonesia, di mana banyak masyarakat beralih dari profesi tradisional seperti bertani ke profesi sebagai konten kreator. Perubahan ini didorong oleh desakan ekonomi dan anggapan bahwa menjadi konten kreator adalah cara mudah untuk mendapatkan penghasilan besar. Selain itu, popularitas media sosial yang terus meningkat menjadikan tren ini semakin meluas.
Akses internet yang semakin meluas hingga ke wilayah pedesaan menjadi salah satu faktor utama yang mendorong perubahan ini. Namun, akses digital yang lebih baik belum diiringi dengan peningkatan literasi digital. Sebagian besar masyarakat pedesaan belajar secara otodidak dalam memanfaatkan platform media sosial, sehingga mereka kurang memahami potensi risiko dan tantangan dalam dunia digital.
Meskipun profesi konten kreator terlihat menjanjikan, banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama bagi mereka yang baru memulai. Pendapatan dari media sosial tidak stabil dan sangat tergantung pada jumlah pengikut serta popularitas konten. Akibatnya, banyak orang yang mencoba peruntungan di dunia ini akhirnya tidak mendapatkan hasil yang mereka harapkan.
Seperti dilansir dari The Conversation Peralihan profesi ini juga berpotensi menggerus pekerjaan tradisional di pedesaan, seperti bertani dan berdagang. Data menunjukkan adanya penurunan jumlah petani dalam satu dekade terakhir, yang mengindikasikan pergeseran signifikan dari sektor agraris ke sektor non-agraris. Hal ini dapat memengaruhi keberlanjutan ekonomi di pedesaan, yang selama ini bergantung pada sektor agraris.
Kurangnya literasi digital juga membuka peluang bagi masyarakat pedesaan untuk terjebak dalam praktik yang tidak etis atau ilegal, seperti promosi judi online atau aktivitas yang melanggar aturan platform media sosial. Tanpa panduan dan regulasi yang jelas, profesi ini justru dapat menimbulkan kerugian ekonomi dan sosial bagi mereka.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya peningkatan literasi digital yang lebih serius di kalangan masyarakat pedesaan. Pendidikan digital dapat membantu mereka memahami cara memanfaatkan teknologi secara bijak dan aman. Selain itu, regulasi yang jelas juga harus diterapkan untuk melindungi masyarakat dari risiko profesi ini.
Dengan literasi digital yang lebih baik dan regulasi yang memadai, masyarakat pedesaan dapat memanfaatkan peluang ekonomi digital secara maksimal tanpa harus mengorbankan pekerjaan tradisional yang menjadi tulang punggung ekonomi di daerah mereka. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan antara inovasi dan keberlanjutan ekonomi di pedesaan.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM-Pekerja Migran
- 2 Usut Tuntas, Kejati DKI Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp317 Miliar pada 2024
- 3 Pemkot Surabaya Mengajak UMKM Terlibat dalam Program MBG
- 4 Antisipasi Penyimpangan, Kemenag dan KPAI Perkuat Kerja Sama Pencegahan Kekerasan Seksual
- 5 Seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Riau mati
Berita Terkini
- Wolves Disebut Berharap Dapat Segera Rekrut Emmanuel Agbadou
- Semoga Tidak Banjir, BMKG Prakirakan Jakarta Diguyur Hujan pada Minggu Sore
- Gerak Cepat, Itjen Kemenag Tindaklanjuti 906 Pengaduan Masyarakat
- Akhirnya Apple Harus Bayar Rp1,5 Triliun untuk Gugatan "Class Action" Terkait Siri
- Ayo Cepat Lengkapi Syarat-syaratnya, BKD Kalsel Perpanjang Masa Pendaftaran PPPK hingga 7 Januari 2025