Buka di Indonesia, RS dari Tiongkok Ini Siap Layani Penderita Kanker
Profesor Peng Xiaochi, Kepala Dokter St. Stamford Modern Cancer Hospital sedang menjelaskan metode pengobatan baru.
Foto: istimewaJAKARTA - Rumah sakit yang fokus pada pengobatan kanker St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou telah buka di Jakarta. Rumah sakit ini juga sebagai Basis Pelatihan Medis Onkologi Terintegrasi Belt and Road dari Asosiasi Anti-Kanker Tiongkok.
Wakil Manajer dan Direktur Departemen Hubungan Internasional St. Stamford Modern Cancer Hospital He Lang Bing mengatakan, langkah ini akan mendorong pertukaran dan kerja sama dalam industri medis antara Tiongkok dan Indonesia serta pengembangan pencegahan dan pengobatan kanker.
Pengobatan Kanker Memecah Hambatan Internasional Memimpin Era Baru Perawatan Kesehatan Pembukaan kantor perwakilan Rumah Sakit Kanker Modern St. Stamford Guangzhou di Jakarta mendapat dukungan kuat dari pemerintah Indonesia dan komunitas medis.
"St. Stamford Modern Cancer Hospitall akan menjunjung tinggi konsep 'Berpusat pada Pasien dan Berbasis Teknologi' untuk memberikan pasien program layanan yang bersifat personal," katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/9).
Ia menambahkan, rumah sakit telah berkomitmen untuk terus berinovasi dan melakukan pengembangan di bidang pengobatan kanker dan telah menguasai teknologi pengobatan tumor internasional yang efektif, termasuk: Terapi Partikel, Terapi Intervensi, Cryotheraphy, dan Drug-eluting Beads TACE (DEB TACE), yang telah memberikan kualitas hidup yang tinggi bagi pasien dengan tumor stadium lanjut yang datang ke rumah sakit untuk berobat.
Dilaporkan, pendirian kantor perwakilan di Jakarta akan berfungsi sebagai tempat Basis Pelatihan Onkologi Terpadu "Belt and Road" dari Asosiasi Anti Kanker Tiongkok, Rumah Sakit Kanker Modern St. Stamford di Indonesia dan juga akan menjadi penghubung medis dan pusat layanan antara kedua negara. Melalui kantor tersebut, kedua negara akan memperkuat kerja sama dalam pembinaan, pertukaran teknologi, pelatihan medis; dan bentuk kerja sama lainnya.
"Kantor perwakilan Jakarta akan menyediakan serangkaian layanan seperti pertukaran pengetahuan onkologi, konsultasi medis, dan perawatan lintas batas untuk pasien kanker Indonesia. Setelah pendirian kantor tersebut, pasien kanker Indonesia akan menembus batasan pengobatan di negara mereka sendiri, berbagi keuntungan medis dari Rumah Sakit Kanker Modern St. Stamford dan menikmati rencana perawatan dan layanan medis yang lebih nyaman, efisien dan personal," kata He Lang.
Sementara Wakil Ketua Konsil Kesehatan Tradisional Indonesia Hong Weihao mengatakan, St. Stamford Modern Cancer Hospital telah mengatasi keterbatasan teknologi medis di Indonesia dan menghadirkan metode pengobatan yang lebih efektif seperti pengobatan tumor minimal invasif yang diharapkan dapat memberikan harapan baru dan lebih banyak opsi pengobatan bagi pasien kanker di Indonesia.
"Hal ini memungkinkan kami untuk melihat kelayakan pengobatan cross-border dan kemungkinan pemulihan pasien kanker. Hal ini memungkinkan kita untuk melihat kelayakan pengobatan transnasional terhadap pasien kanker dan kemungkinan kesembuhan pasien kanker. Setelah itu, Indonesia Medical juga akan lebih banyak menjalin kerja sama dengan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou," katanya.
Ahli Onkologi Teknik Intervensi Minimal Invasif Baru - Drug-eluting beads TACE (DEB TACE) Profesor Peng Xiaochi, yang juga Kepala Dokter St. Stamford Modern Cancer Hospital mempunyai pengetahuan yang mendalam dan pengalaman klinis yang kaya dalam pengobatan kanker.
Profesor Peng memperkenalkan teknik pengobatan minimal invasif termasuk: Nanoknife, Combined Knife, Cryoablation, dll. Profesor Peng Xiaochi menjelaskan teknologi pengobatan intervensi minimal invasif yang baru diluncurkan di St. Stamford Modern Cancer Hospital, Drug-eluting beads TACE (DEB TACE).
"Drug-eluting beads adalah bahan emboli yang dapat menyerap dan membawa obat kemoterapi. Setelah manik-manik (bead) yang dimuat obat memasuki pembuluh darah tumor, bead tersebut menyumbat pembuluh darah tumor dan pada saat yang sama secara perlahan melepaskan obat kemoterapi untuk jangka waktu yang lebih lama (hingga 1 bulan atau lebih) yang terus bekerja di bagian dalam tumor. Pengobatan intervensi minimal invasif ini dapat sangat mengurangi efek samping toksik dari obat kemoterapi pada pasien dan meningkatkan kualitas hidup pasien," katanya.
Sejumlah pejuang kanker berkumpul memberikan harapan untuk pemulihan kanker pada acara peresmian. Ibu Ani, seorang pejuang anti-kanker dari Indonesia, naik ke panggung untuk berbagi pengalaman berobat ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Ibu Ani memberikan testimoni bahwa ia menderita kanker payudara dan setelah menerima pengobatan minimal invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital tumornya menghilang dan berhasil menang dari kankernya.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Mohammad Zaki Alatas
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Garuda Indonesia turunkan harga tiket Jayapura-Jakarta
- 2 Keluarga Sido Muncul Kembangkan Lahan 51 Hektare di Semarang Timur
- 3 Kejati NTB Tangkap Mantan Pejabat Bank Syariah di Semarang
- 4 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 5 Pemerintah Diminta Optimalkan Koperasi untuk Layani Pembiayaan Usaha ke Masyarkat
Berita Terkini
- Denny JA Rumuskan 6 Prinsip Emas Spiritualitas di Era AI
- Warga Diminta Waspada, Gunung Ibu di Halmahera Barat Sudah Dua Kali Erupsi
- Meningkat, KCIC Sebut 100 Ribu Tiket Whoosh Terjual Untuk Momen Natal dan Tahun Baru
- Terus Meluas, Otoritas Victoria Keluarkan Perintah Evakuasi Akibat Kebakaran Semak
- Wamenhub Minta KCIC Siapkan Pengoperasian Stasiun Kereta Cepat Karawang