Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Budaya Tanpa Empati

Foto : istimewa

Dr Benny Susetyo

A   A   A   Pengaturan Font

Pengaruh media sosial dan akses tak terbatas terhadap konten kekerasan memperparah krisis moral di masyarakat. Teknologi digital, meskipun membawa kemajuan, juga menyebarkan konten kekerasan yang mudah diakses anak-anak dan remaja, yang belum mampu membedakan antara fiksi dan realitas.

Kekerasan kerap dinormalisasi sebagai hiburan di berbagai platform, termasuk media sosial, televisi, dan film, yang memberi pesan bahwa kekerasan adalah solusi yang wajar. Kurangnya pengawasan orang tua memperburuk situasi, membiarkan anak-anak terpapar konten berbahaya tanpa kendali, sehingga kekerasan semakin dianggap sebagai hal biasa dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini, pendidikan digital menjadi sangat penting. Anak-anak dan remaja harus diajarkan bagaimana cara menggunakan teknologi dengan bijak, bagaimana cara menyaring informasi yang mereka terima, dan bagaimana cara membedakan antara konten yang baik dan buruk. Pendidikan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga.

Orang tua harus terlibat aktif dalam memberikan pendidikan digital kepada anak-anak mereka dan memastikan bahwa mereka memahami bahaya dari konten kekerasan yang ada di media sosial. Peran orang tua dan keluarga dalam membentuk karakter dan moral anak-anak tidak bisa diabaikan.

Keluarga adalah tempat pertama di mana anak-anak belajar tentang nilai-nilai moral, etika, dan kemanusiaan. Namun, dalam banyak kasus kekerasan, kita sering menemukan bahwa pelaku kejahatan berasal dari latar belakang keluarga yang disfungsional atau tidak memiliki pendidikan moral yang memadai.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top