Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Budaya Kerja ‘Toxic’ Bermula dari Perilaku Tak Menyenangkan, Apa yang Bisa Dilakukan?

Foto : The Conversation/Shutterstock

Ilustrasi budaya kerja toxic.

A   A   A   Pengaturan Font

Kepemimpinan membentuk atmosfer tempat kerja yang toxic. Perilaku pemimpin - baik atau buruk - dapat menular, mengalir turun, dan menyebar ke penjuru organisasi.

Andrei Lux, Edith Cowan University

Kamu tengah berada di sebuah rapat, dengan sesuatu yang penting untuk disampaikan. Namun, saat kamu baru mulai berbicara, kolegamu menghela napas dan bertukar pandang dengan temannya. Dan tidak untuk pertama kalinya.

Hubungan di tempat kerja memang tak selalu harmonis. Entah itu di kafe, pabrik atau parlemen, orang-orang melakukan dan mengatakan hal-hal yang menyakitkan. Mereka bisa saja berbicara padamu dengan nada merendahkan, "menegurmu" di depan umum, membuat gurauan yang menyakitkan, bergosip di belakangmu, atau bahkan mendiamkanmu.

Bentuk-bentuk tindakan kasar dan tak menyenangkan di tempat kerja, yang kerap dikenal dengan istilah "workplace incivility", memiliki intensitas yang cukup rendah untuk bisa kamu laporkan ke HR dan mendapatkan penyelesaian yang memuaskan. Umumnya, organisasi memiliki aturan untuk melawan tindakan rasisme, seksisme, pelecehan atau perundungan lainnya. Namun, incivility-dengan dampak yang tak tampak dan sulit untuk dibuktikan-cenderung tak terdeteksi.

Kebanyakan dari kita akan menjumpai incivility pada suatu titik selama kita bekerja. Lebih dari 50% mengalaminya tiap minggu. Menurut sebuah metaanalis terhadap 105 studi tentang perilaku ini, kamu akan lebih mungkin mengalaminya jika kamu karyawan baru, perempuan, berada di posisi bawahan, atau berasal dari etnis minoritas.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top