BRIN Rekomendasikan Konsep Green City untuk Jaga Ekosistem Perkotaan
Foto: ANTARA/M Rasta Ferian PasyaJAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) merekomendasikan konsep pembangunan Green City atau Kota Hijau guna menjamin keberlanjutan ekosistem di kawasan perkotaan yang telah semakin berkembang karena hasil pemekaran wilayah.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) BRIN, Hendra Gunawan, menjelaskan green city memiliki beberapa karakteristik yaitu adanya Ruang Terbuka Hijau (RTH), serta memiliki program perlindungan dan peningkatan keanekaragaman hayati.
"Dukungan masyarakat dan swasta dalam mendorong ekonomi lokal berkelanjutan juga menjadi salah satu karakteristik sebuah kota berkelanjutan atau green city,” kata Hendra dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (5/11).
Selain itu green city memiliki rencana tata ruang wilayah yang terpadu dengan konservasi keanekaragaman hayati, transportasi ramah lingkungan, efisiensi sumber daya seperti energi dan air, pengurangan jejak karbon atau emisi gas rumah kaca, pengurangan pencemaran atau limbah, serta infrastruktur hijau.
Oleh karena itu Hendra menekankan pentingnya infrastruktur hijau dan perilaku ramah lingkungan masyarakatnya, dimana hal tersebut dapat diwujudkan lewat dukungan berbagai pihak.
Ia mencontohkan beberapa RTH ramah keanekaragaman hayati perkotaan yang berhasil dibangun lewat kerja sama dengan mitra, seperti hutan kota berkonsep keanekaragaman, taman keanekaragaman hayati, dan arboretum.
Salah satunya Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Unilak yang merupakan hasil kerja sama BRIN dengan Universitas Lancang Kuning (Unilak) Pekanbaru, Riau.
"Area seluas 11,02 hektare ini berada di tengah kampus Unilak dan berhasil meraih rekor MURI sebagai Taman Kehati pertama yang mengonservasi ekosistem hutan rawa Sumatra,” ungkap dia.
Hendra meyakini Taman Kehati adalah pilihan terbaik RTH ramah keanekaragaman hayati di kawasan perkotaan. Menurut dia, Taman Kehati sebagai sarana edukasi dan penelitian juga dapat dikembangkan menjadi fungsi ekowisata yang bernilai ekonomi.
"Selain itu Taman Kehati dapat dikelola swasta maupun perorangan, selain pemerintah dan perguruan tinggi,” kata dia. Ant/I-1
Redaktur: Ilham Sudrajat
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Lulus Semua, 68 Penerbang AL Tuntaskan Kursus Peningkatan Profesi Selama Setahun
- 3 Ayo Terbitkan Perppu untuk Anulir PPN 12 Persen Akan Tunjukkan Keberpihakan Presiden ke Rakyat
- 4 Pemerintah Jamin Stok Pangan Aman dengan Harga Terkendali Jelang Nataru
- 5 Cegah Pencurian, Polres Jakbar Masih Tampung Kendaraan Bagi Warga yang Pulang Kampung
Berita Terkini
- Jembatan Hanyut Akibatkan Banjir Situbondo dan Ratusan Warga Terisolir
- Pilih Pelatih Baru, Arema FC Berhati-hati dan Penuh Pertimbangan
- Tutup Putaran Pertama, Persik Kediri Berambisi Hasil Tiga Poin
- Sorak Hore! 1.500 Tahanan Kabur dari Penjara Mozambik
- Sinyal Perang Saudara Berlanjut, 14 Polisi Suriah Tewas Disergap Pasukan Loyalis Assad