BRIN Buat Terobosan dengan Perkenalkan Pestisida Ramah Lingkungan Berbasis Tanaman Mimba
Daun mimba dan kunyit.
Foto: ANTARA/PixabayJAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkenalkan pestisida nabati berbasis tanaman mimba yang dinilai dapat menjadi solusi efektif dan ramah lingkungan untuk pengelolaan serangga hama.
Peneliti Pusat Riset Zoologi Terapan BRIN, Dodin Koswanudin mengatakan mimba (azadirachta indica) dikenal sebagai tanaman banyak manfaat, terutama dalam pengelolaan serangga hama. Daun, biji, dan kulit kayunya mengandung senyawa aktif seperti azadirachtin yang efektif sebagai insektisida alami.
“Pestisida nabati mimba sangat potensial, tidak hanya mengendalikan serangga hama, tetapi juga mengurangi dampak buruk lingkungan,” kata Dodin dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (6/12).
Dodin menyebutkan beberapa keunggulan pestisida nabati berbasis mimba dibandingkan pestisida kimia sintetik. Salah satunya adalah mekanisme kerja yang kompleks, sehingga hama lebih sulit mengembangkan resistensi.
Selain itu, pestisida nabati ini aman bagi musuh alami hama, seperti predator dan parasit yang penting dalam ekosistem pertanian.
Selain sebagai insektisida, kata Dodin, mimba juga memiliki efek antifungal dan antimikroba yang dapat membantu mengendalikan penyakit tanaman.
“Kami menemukan biji mimba efektif tidak hanya untuk mengendalikan serangga, tetapi juga penyakit yang disebabkan jamur,” imbuh dia.
Dalam berbagai uji coba, pestisida nabati berbasis mimba telah diaplikasikan pada sejumlah tanaman hortikultura dan pangan, termasuk bawang merah, padi, cabai, edamame, dan kentang.
Dodin menerangkan daun mimba dicampur dengan air dan diaplikasikan langsung ke tanaman. Hasilnya, ada penurunan signifikan dalam serangan hama, terutama pada tanaman yang daunnya tegak seperti bawang.
Namun, efektivitas mimba sering kali dipengaruhi oleh dosis dan metode aplikasi. Dalam penelitian tanaman padi, pestisida mimba menunjukkan hasil signifikan dalam mengurangi serangan wereng coklat.
“Kami melakukan pengamatan selama tujuh kali aplikasi, dan hasilnya menunjukkan penurunan populasi yang nyata dibandingkan kontrol tanpa perlakuan,” jelas Dodin.
Adapun kendala dalam penerapan pestisida nabati mimba di lapangan, lanjut dia, salah satunya adalah sulitnya mencampur ekstrak mimba dengan air tanpa menggunakan bahan tambahan.
Dodin menekankan pentingnya kolaborasi antara peneliti, pemerintah, dan petani untuk mengembangkan pestisida nabati seperti mimba. Dia juga berharap lebih banyak penelitian dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan kepraktisan pestisida nabati.
“Pestisida nabati seperti mimba adalah masa depan pertanian yang berkelanjutan. Dengan formulasi dan edukasi yang tepat, kita bisa mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia dan menciptakan pertanian yang lebih ramah lingkungan,” kata Dodin. Ant/I-1
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
- 5 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
Berita Terkini
- Ragnar Oratmangoen Komentari Penampilan Marselino di Oxford United
- Sebanyak 177 Puskesmas di NTB Berikan Layanan Kesehatan Gratis
- Perkuat Posisi di Industri, Perusahaan Elektronik Ungkap Tiga Strategi
- Keluarga Masih Tunggu Hasil Pencarian Korban Hilang Kebakaran Glodok
- RS Polri Kembali Terima Dua Kantong Jenazah Korban Kebakaran Glodok Plaza