Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jum'at, 01 Nov 2024, 19:16 WIB

BPS: Jakarta Alami Inflasi 0,03 Persen Dipicu Harga Emas dan Ongkos Tukang

Arsip foto - Seorang pedagang menunjukkan emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang dijual di Jakarta.

Foto: ANTARA/Putu Indah Savitri

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat Jakarta mengalami inflasi pada Oktober 2024 sebesar 0,03 persen secara bulanan (month to month) yang dipicu oleh meningkatnya tren harga emas hingga ongkos tukang.

"Inflasi Oktober 2024 ini sebesar 0,03 persen, relatif lebih terkendali dibandingkan tadi kita menyimak, rilis di level nasional itu inflasinya mencapai 0,08 persen," kata Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta, Nurul Hasanuddin dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat.

Nurul menjelaskan bahwa Jakarta lebih dinamis dalam mengalami inflasi dan deflasi. Jika indeks harga konsumen secara nasional menunjukkan deflasi selama lima bulan berturut-turut, inflasi dan deflasi di Jakarta lebih fluktuatif.

Pada September 2024 atau bulan sebelumnya, Jakarta mengalami deflasi sebesar 0,1 persen. Menurut Nurul, hal itu menjadi indikator bahwa dinamika iklim usaha di Jakarta secara umum lebih kondusif dan optimis.

Adapun untuk Oktober 2024, lima komoditas yang memberi andil paling banyak terhadap inflasi, yakni emas dan perhiasan yang mengalami peningkatan harga hingga 4,28 persen; biaya tukang bukan mandor sebesar 5,41 persen; daging ayam ras sebesar 1,93 persen; kopi bubuk sebesar 2,23 persen dan beras yang meningkat 0,25 persen.

Nurul merinci bahwa perkembangan harga logam mulia dan tren emas yang meningkat menjadi penyumbang utama inflasi, baik secara nasional maupun regional Jakarta.

Kondisi geopolitik, seperti konflik di Timur Tengah hingga Rusia dan Ukraina membuat situasi penuh ketidakpastian dan para pengusaha mengalihkan investasinya ke komoditas emas.

Selain itu, harga ayam hidup (livebird) juga mengalami peningkatan di tingkat produsen, sehingga memicu meningkatnya harga daging ayam ras.

Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah transportasi yang dipicu dari turunnya harga bensin sebesar 1,63 persen; tiket pesawat sebesar 2,16 persen. Harga BBM yang mengalami penyesuaian menjadi penyebab deflasi pada sektor transportasi.

"Pemerintah melakukan penyesuaian harga BBM. Kami catat ada Pertamax dan Pertamax Turbo itu yang ada penurunan harga di 1 Oktober lalu," kata Nurul.

Kemudian, komoditas lainnya yang memicu deflasi juga terjadi pada cabai merah yang turun 11,26 persen; bawang merah sebesar 2,49 persen dan cabai rawit sebesar 5,37 persen.

Redaktur: -

Penulis: Alfred, Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.