Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

'Bom Waktu' dari Aksi Potes Iran

Foto : Istimewa

Setelah tiga minggu protes, yang dipicu kematian Mahsa Amini, 22 tahun, dalam tahanan polisi moral, kemarahan pada pihak berwenang meningkat, meskipun tindakan keras berdarah telah menyebabkan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya ditahan.

A   A   A   Pengaturan Font

SULIMANIYAH - Tumbuh di bawah sistem represif, Sharo, lulusan universitas berusia 35 tahun, tidak pernah menyangka akan mendengar kata-kata pemberontakan terbuka diucapkan dengan lantang.Sekarang dia sendiri meneriakkan slogan-slogan seperti "Matilah Diktator!" dengan kemarahan yang tidak dia ketahui, saat dia bergabung dengan protes yang menyerukan penggulingan penguasa negara.

Sharo mengatakan, setelah tiga minggu protes, yang dipicu oleh kematianMahsa Amini, 22 tahun, dalam tahanan polisi moral di Teheranyang ditakuti, kemarahan pada pihak berwenang meningkat, meskipun tindakan keras berdarah telah menyebabkan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya ditahan.

"Situasi di sini tegang dan bergejolak," katanya, merujuk pada kota Sanandaj di distrik asal mayoritas Kurdi dengan nama yang sama di barat laut Iran, salah satu titik panas protes.

"Kami hanya menunggu sesuatu terjadi, seperti bom waktu," katanya baru-baru ini, berbicara kepada The Associated Press melalui layanan messenger Telegram.

Seperti dikutip dari apnews, protes anti-pemerintah di Sanandaj, 300 mil (500 kilometer) dari ibu kota, adalah mikrokosmos dari protes tanpa pemimpin yang telah mengguncang Iran.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Koran Jakarta
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top