![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
BMKG: Perlu Kajian Komprehensif Zona Sesar Geser Mirip Gempa Turki
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers Analisis Pembelajaran Gempa Bumi Turki Untuk Membangun Kesadaran, Mitigasi, dan Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Potensi Kegempaan di Indonesia di Kantor BMKG Jakarta, Kamis (23/2/2023).
Foto: Antara/Devi NindyJAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengatakan perlunya kajian yang lebih komprehensif mengenai zona sesar geser yang dianggap mirip dengan zona sesar gempa di Turki.
Dwikorita mengatakan gempa Turki mengingatkan bahwa sesar aktif dengan pergerakan geser mendatar atau strike-slip, dapat menyebabkan kejadian gempa katastrofi, dan gempa bumi yang kompleks.
"Perlu dilakukan kajian yang lebih komprehensif mengenai zona sesar geser tersebut di Indonesia. Misalnya ini yang mirip dengan apa yang ada di Turki yaitu sesar besar Sumatera atau The Great Sumatera Fault Zone, kemudian sesar Palu-Koro, sesar Matano, sesar Cimandiri, sesar Opak, sesar Gorontalo, sesar Sorong, sesar Tarera Aiduna, dan sesar Yapen," ujar Dwikorita di Jakarta, Kamis (23/2).
Menurut dia, masih cukup banyak sesar di Indonesia yang dipandang ada kemiripan dengan sesar yang ada di Turki setelah kejadian gempa magnitudo 7,8.
Dwikorita mengimbau untuk waspada bahaya gempa akibat patahan multisegmen. Patahan itu terbagi-bagi menjadi beberapa blok atau beberapa segmen, dan bahkan patahan itu juga berdekatan dengan patahan yang lain.
Sehingga, tidak hanya patahan tunggal, tetapi ada patahan yang lain di sekitarnya. Gempa bumi di Turki dengan magnitudo 7,8 sanggup memecahkan seluruh segmen sesar Anatolia Timur.
Terdapat enam segmen dalam satu patahan Anatolia Timur tersebut, yaitu segmen Turkoglu, Golbasi, Yarpuzlu, Lakehazar dan Gorzali, dengan total panjang patahan anatolia Timur sepanjang 300 km.
"Fenomena ini memberikan peringatan bagi kita yang ada di untuk mewaspadai adanya potensi gempa multisegmen, bahkan bisa multifault ya yang sangat mungkin terjadi. Fenomena serupa pernah terjadi di Pulau Lombok tahun 2018 yang diguncang oleh lima gempa kuat dalam waktu 3 minggu dengan magnitudo 6,4; 7,0; 5,9; 6,2; dan 6,9," kata Dwikorita.
BMKG: Perlu kajian komprehensif zona sesar geser mirip gempa Turki
- Baca Juga: Otonomi PTNBH Perlu Reorientasi
- Baca Juga: Foto Gunakan "Drone" Dilarang di Permukiman Badui
Berita Trending
- 1 Pulau Tabuhan, Surga Mungil di Selat Bali
- 2 Leyton Orient Berharap Kejutkan City
- 3 Anggota Komisi IX DPR RI Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Kurangi Layanan Kesehatan Warga
- 4 PPATK Koordinasi ke Aparat Penegak Hukum terkait Perputaran Uang Judi Online Rp28,48 Triliun Jadi Aset Kripto
- 5 Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Masjid Sultan Suriansyah BanjarmasinÂ
Berita Terkini
-
Swag Event Epiode 98 Dimeriahkan The Signals Hingga GTSK
-
Ini Cara untuk Bisa Ikut Cek Kesehatan Gratis
-
Timnas Bola Basket Tuli Indonesia Terbentuk, Turnamen Basket di Hong Kong Jadi Laga Perdana
-
Hotel Ciputra Jakarta Siap Rayakan Valentine dengan Romantic Dinner Bertajuk "A Taste of Romance"
-
Ini Manfaat dari Cek Kesehatan Gratis