Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Black Friday Awali Musim Belanja di AS Saat Ekonomi Tak Menentu

Foto : AFP

Arsip - Kegiatan tahunan Black Friday di toko-toko fisik diperkirakan akan dialihkan secara online pada masa lockdown Covid-19.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Upaya pengecer AS untuk menarik pembeli hadiah liburan semakin meningkat akhir pekan ini ketika hari belanja "Black Friday" dimulai dengan diskon besar-besaran.

Penjualan besar-besaran pada hari setelah Thanksgiving, sebuah kebiasaan yang semakin banyak diadopsi di Eropa dan pasar lainnya, terjadi di tengah kegelisahan terhadap perekonomian tahun ini.

Akibatnya, penurunan harga diperkirakan akan sangat besar, yang mencerminkan tekanan yang dialami toko-toko untuk memikat konsumen AS yang letih karena inflasi tinggi dan dampak Covid-19 berkepanjangan.

"Black Friday" akan diikuti oleh "Cyber ??Monday", karena sektor ini berupaya menarik para pemburu barang murah.

Kerumunan orang memadati pintu department store Macy's di Manhattan ketika toko dibuka pada Jumat (24/11) pukul 6:00 pagi yang setelah seremonial hitung mundur.

Konsumen mengatakan tidak hanya mencari penawaran tetapi juga senang menikmati suasana perayaan.

"Ini Black Friday, ada penjualan besar. Tidak ada tempat yang lebih baik untuk berbelanja pada waktu Natal daripada Manhattan," kata Sandee Foster (74), seorang pelanggan.

Pelanggan lainnya, Cristina Carradero yang berusia 30 tahun dari Puerto Rico, mengatakan, pergi berbelanja pada Black Friday bersama ibunya adalah sebuah tradisi.

"Kami hanya memiliki versi yang berbeda di sini di New York," katanya.

Di Nantucket, sebuah pulau di lepas pantai Massachusetts, Presiden Joe Biden pergi berbelanja sambil mampir ke toko buku, yang disebutnya sebagai "tradisi".Biden dan keluarganya melakukan perjalanan tahunan ke tempat liburan mewah untuk merayakan Thanksgiving.

Sementara itu, raksasa e-commerce Amazon dilanda aksi mogok di sejumlah lokasi di Inggris, Jerman, dan Italia selama event belanja tahunan. Para pekerja menuntut upah yang lebih tinggi dan kondisi yang lebih baik.

Banyak yang memprediksi lalu lintas konsumen akan padat. National Retail Federation (NRF) memperkirakan lebih dari 182 juta konsumen akan berbelanja di toko dan online selama akhir pekan.

Jumlah pemilih akan melampaui angka tahun lalu sebesar 16 juta dan merupakan rekor sejak kelompok perdagangan tersebut mulai melacak periode tersebut pada tahun 2017.

Meskipun Black Friday penting, toko-toko telah menawarkan penawaran selama berminggu-minggu, memasarkan penjualan Black Friday di awal bulan Oktober.

Tawar-menawar ini mencerminkan persaingan yang ketat di antara pengecer yang berusaha memenangkan konsumen yang dibanjiri dengan penawaran di ruang digital.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top