Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

BKKBN: Perbaikan Gizi Anak Jadi Penentu Turunnya Angka "Stunting" 2023

Foto : ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo ketika meninjau bank makanan (food bank) di Desa Bugel, Kulonprogo, DIY pada Sabtu (6/5/2023) lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA -- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan keberhasilan memperbaiki gizi setiap bayi menjadi penentu penurunan angka prevalensi stuntingsepanjang tahun 2023.

"Kita terus melakukan terobosan yang semuanya difokuskan dan harus dipastikan bahwa makanan (bergizi) sampai ke setiap mulut anak dan ibu hamil," kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo di Jakarta, Selasa.

Hasto menuturkan angka prevalensistuntingsudah turun menjadi 21,6 persen berdasarkan SSGI 2023, setelah pada tahun 2022 angkanya 24,4 persen. Namun belum menyentuh capaian yang disepakati bersama Presiden Joko Widodo sebesar 14 persen pada tahun 2024.

Karena itu pemerintah memutuskan menggunakan empat skema dana supaya makanan bergizi yang mengandung protein hewani seperti telur dan ikan sampai ke setiap keluarga berisikostuntingdi seluruh negeri.

Menurutnya, dana tersebut - sebagaimana disetujui dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) - bisa digunakan untuk membelikan makanan tambahan pada setiap ibu hamil dan anakstunting.

Kemudian skema Dana Alokasi Khusus (DAK) yang semula diberikan pemerintah sebagai anggaran biskuit, kini diberikan pada kabupaten/kota untuk membeli makanan lokal yang mempermudah setiap daerah menjangkau pangan bergizi, seperti daun kelor.

"Ketiga ada bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) melalui dana Program Keluarga Harapan (PKH) plus bantuan pangan non-tunai yang disasarkan pada keluarga berisikostunting," ujarnya.

BKKBN juga terus memperkuat keterlibatan setiap pihak melalui Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), dimana setiap bapak/ibu yang terlibat mendonasikan uang setiap bulanuntuk dikelola menjadi menu makanan sehat.

Di samping itu pemerintah juga membentuk Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk membagikan ayam dan telur pada jutaan keluarga yang menjadi target sasaranstunting.

"Kita inginnya akhir tahun 2023 angkanya 18 persen. Harapan saya dari 21 jadi 18 persen, kemudian akhir 2024 harapannya 14 persen meski koma sekian. Itu skenarionya," ujarHasto.

Baru-baru ini, katanya, BKKBN juga telah bekerja sama dengan warga Desa Bugel di Kulonprogo, DI Yogyakarta, untuk mengelola bank makanan (food bank). Tujuannya agar setiap makanan yang selama ini menjadi sampah makanan (food loss) dan makanan yang sudah diolah, namun terbuang sia-sia (food waste) diberikan kepada keluarga-keluarga yang kurang mampu.

Dengan demikian ia berharap Indonesia dapat mengolah makanan dengan baik seperti Jepang melalui revolusi makan ikan, sehingga gizi semua keluarga tercukupi dengan baik.

"Kita sering banyak buang-buang makanan. Coba kalau ada makanan yang (masih layak dan bergizi) seperti ikan atau sayur mayur untuk diberikan pada anakstuntingdari banyak makanan yang kita buang-buang tadi. Dan ini sudah kita jalankan di beberapa tempat dan terus kita galakkan," kata Hasto.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Sujar

Komentar

Komentar
()

Top