Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Kemenkes: Pemberian Makanan Tambahan Harus Tepat Sasaran untuk Cegah Stunting

Foto : ANTARA/Iggoy el Fitra

Petugas kesehatan membagikan makanan tambahan kepada ibu dan anak balita di Puskesmas Lubuk Begalung, Padang, Sumatera Barat, Kamis (4/7/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

PARINGIN - Kementerian Kesehatan RI menyatakan program intervensi berupa pemberian makanan tambahan (PMT) harus tepat sasaran agar optimal dalam mencegah gagal tumbuh kembang anak atau stunting.

"Jika ditemukan balita mengarah stunting, segera lakukan intervensi dengan pemberian makanan tambahan yang tepat sasaran," kata Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting dari Direktorat Gizi Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI Dakhlan Choerone di Paringin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, Selasa (23/7).

Dakhlanmengapresiasi program Balangan Lawan Stunting (Balanting) yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Balangan dengan menggandeng pihak swasta melalui kegiatan intervensi dan pendampingan ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Ia menilai program intervensi sangat efektif dalam menekan angka stunting di Kabupaten Balangan maupun di daerah lainnya.

Dakhlan menuturkan, balita usia enam bulan hingga dua tahun berpotensi mengalami stunting. Namun, deklarasi bersama desa bebas stunting antara Pemkab Balangan dengan seluruh pemangku kebijakan termasuk pihak swasta menjadi langkah intervensi untuk mencegah kasus gagal tumbuh kembang dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui, dan balita semakin optimal.

Tercatat jumlah balita stunting di Kabupaten Balangan pada 2023 bertambah, sehingga perlu meningkatkan program intervensi maupun pendampingan agar tidak ada lagi penambahan kasus.

"Selain inovasi yang disesuaikan kondisi di daerah, juga perlu dilakukan penguatan para kader posyandu agar program lebih efektif," tutur Dakhlan.

Ia juga menyebutkan deklarasi desa bebas stunting sebagai apresiasi dan bukti nyata komitmen bersama memerangi stunting dan meningkatkan kesehatan anak di Balangan.

Diketahui, prevalensi stunting berdasarkan survei status gizi angka kasus gagal tumbuh kembang di Kabupaten Tabalong tersisa 15 persen.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan Ahmad Sauki menyebutkan pihaknya menganggarkan dana alokasi khusus sebesar Rp1 miliar untuk program penanganan stunting pada 2024.

"Kami bersyukur atas kerja keras semua pihak, terutama perusahaan swasta selama ini terlibat penanganan stunting di Kabupaten Balangan," ungkapnya.

Sauki menegaskan Pemkab Balangan serius dan fokus menangani kasus stunting untuk menyambut Indonesia Emas agar terbentuk generasi yang sehat.

"Sangat tidak mungkin kita menyambut Indonesia Emas kalau generasi kita tumbuh dan berkembangnya terganggu," ujarnya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top