Bisnis Potensial yang Membutuhkan Tata Kelola Serius
Salah satu waralaba kuliner (ayam goreng) tengah sibuk mempersiapkan sejumlah pesanan untuk konsumen. Waralaba kuliner belakangan semakin diminati masyarakat, hanya saja perlu diwaspadai terkait tata kelolanya.
Berwirausaha kini banyak dipilih masyarakat Indonesia. Dukungan pemerintah dalam menggiatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan pun semakin memberikan andil positif dalam geliat pertumbuhan wirausaha di Indonesia.
Tak dipungkiri menjadi entrepreneur atau wirausahawan tidaklah mudah, butuh perjuangan serta usaha keras dalam membangun dan menciptakan sebuah brand sekaligus produk yang mampu melekat di benak para para konsumennya.
Belakangan mudah sekali kita temui sebenarnya, brand baru bermunculan dengan membawa produk khasnya masing-masing. Umumnya entrepreneur ini banyak ditemui pada lapak digital yang tersebar di banyak sosial media, seperti Instagram contohnya.
Dan menariknya, geliat berwirausaha ini mulai merambah kaum muda. Produk usaha yang kental akan nuansa kreativitas di era modern tumbuh pesat. Perlu diketahui, industri ekonomi kreatif tercatat berkontribusi positif dengan pertumbuhan 5,6 persen sejak 2010 hingga 2013. Sumbangsihnya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tercatat mencapai 7,1 persen, serta menyerap 10,7 persen atau sekitar 12 juta total tenaga kerja.
Industri ekonomi kreatif ini pun tumbuh 5,76 persen di tahun sebelumnya atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 5,74 persen, dengan nilai tambah sebesar 641,8 triliun rupiah atau tujuh persen dari PDB Nasional.
Kualitas produk atau layanan yang diberikan oleh entrepreneur kepada konsumen ternyata tidak menjamin keberlanjutan usaha yang dijalankan.
Menurut Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang Sukandar jumlah business opportunity (BO) baru bisa meningkat 8-10 persen per tahunnya, padahal Indonesia sangat potensial untuk menjadi ladang pertumbuhan waralaba baru atau usaha franchise.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya