Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sejarah Timur Tengah

Bir Tawil, Tanah Tak Bertuan di Perbatasan Mesir dan Sudan

Foto : afp/ ASHRAF SHAZLY
A   A   A   Pengaturan Font

Lebih jauh lagi, perebutan wilayah tersebut memicu perebutan Afrika. Kemudian terjadi periode yang penuh gejolak di seluruh wilayah dan pemerintahan Inggris, dengan perhatian kekaisaran tertuju ke wilayah lain di Afrika.

Segera setelah pendudukan, Lord Salisbury, yang kehilangan dukungan dalam perdebatan mengenai pemerintahan dalam negeri, mengundurkan diri. Ketidakstabilan ini merugikan kerajaan karena pasukan Inggris di Mesir menderita banyak kekalahan dari kaum nasionalis Islam di Sudan Mahdi.

Pukulan terakhir terjadi pada pengepungan Khartoum pada tahun 1885 dan kekalahan serta kematian seorang jenderal Inggris, Charles Gordon, yang berujung pasukan Inggris menarik diri dari Sudan dan tidak kembali selama satu dekade.

Pada tahun 1896, Lord Salisbury yang menjabat sebagai perdana menteri, memerintahkan operasi untuk mengamankan sumber Sungai Nil dan mencegah kekuatan dunia lain melakukan hal yang sama. Operasi tersebut dipimpin oleh Herbert Kitchener.

Ia berpendapat bahwa pendudukan Sudan diperlukan untuk melindungi Mesir dan menjaga keamanan rute perdagangan ke India. Selama perebutan Afrika, pasukan Inggris bergerak cepat ke Sudan sebelum bertemu dengan pasukan Prancis di Fashoda. Konfrontasi yang terjadi antara kedua pasukan tersebut memicu insiden diplomatik yang akan membagi Afrika timur laut dan barat.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top